Video Terbaru Lita Gading Kembali Viral, Kritik Terbuka untuk Putri Ahmad Dhani (Sumber: Instagram/@lita.gading dan @ahmaddhaniofficial)

HIBURAN

Tak Kapok, Lita Gading Unggah Video SA Putri Ahmad: Cara Anda Menyayangi Anak Salah

Minggu 13 Jul 2025, 08:38 WIB

POSKOTA.CO.ID - Nama Lita Gading, seorang psikolog yang kerap aktif berbicara di media sosial, mendadak viral. Semua bermula dari unggahan video di akun Instagram pribadinya yang memuat narasi panjang tentang dinamika keluarga Ahmad Dhani. Dalam video tersebut, Lita secara terbuka menyebut Safeea Ahmad kerap menjadi korban bully karena masa lalu orang tuanya.

Video itu, meski sebagian foto Safeea telah disensor, dianggap Ahmad Dhani sebagai bentuk perundungan yang melanggar hak anak. Dengan membawa barang bukti rekaman video dan tangkapan layar komentar, Dhani resmi melaporkan Lita Gading ke pihak berwenang. Laporan ini dikonfirmasi oleh kuasa hukum Dhani, yang menegaskan bahwa konten tersebut telah melampaui batas kritik wajar, terlebih jika dikaitkan dengan kondisi psikologis anak di bawah umur.

Di sisi lain, Lita Gading tampak tidak gentar. Setelah pelaporan tersebut, ia bahkan kembali mengunggah video baru yang membahas keluarga Ahmad Dhani. Ia berargumen bahwa tujuannya semata-mata ingin mengedukasi publik mengenai dampak konflik orang tua terhadap perkembangan mental anak.

Baca Juga: Persib Waspada! 1 Tim Siap Jadi Pesaing di Liga 1 Musim Depan, Datangkan 10 Pemain Asing

Isi Video Lita Gading yang Menuai Kontroversi

Dalam rekaman video pertama, Lita Gading mengisahkan bagaimana Safeea Ahmad disebut-sebut publik sebagai “anak gundik”. Ia menyebut label tersebut sangat membekas di benak Safeea dan membuatnya menjadi pribadi yang tertutup.

"Safeea Ahmad sempat membocorkan dirinya disebut anak gundik. Sebutan itu membuat SA begitu terpukul, bahkan menjadi pemurung," ujar narator video yang diunggah Lita.

Lebih lanjut, Lita mengkritik cara Ahmad Dhani dan Mulan Jameela menghadapi komentar negatif. Menurutnya, pola komunikasi orang tua yang kerap menyerang pihak lain justru memperburuk kondisi mental anak.

"Cara Anda menyayangi anak Anda tidak dengan cara seperti ini. Dengan Anda melakukan serangan-serangan kepada Bunda Maia, itu justru akan memperkeruh. Percaya sama saya," tegas Lita.

Selain itu, Lita juga mengaitkan isu lama, yakni dugaan perselingkuhan antara Ahmad Dhani dan Mulan Jameela. Ia mengklaim bahwa jejak digital mengenai masalah tersebut telah dikonfirmasi oleh anak-anak Dhani dari pernikahan terdahulu.

"Itu jejak digital, sudah disahkan oleh mulut anak-anak Maia sendiri, Al, El, Dul," sambungnya.

Lita menegaskan dirinya hanya fokus pada perlindungan mental Safeea Ahmad yang dinilai menjadi korban konflik dewasa yang berkepanjangan.

Reaksi Ahmad Dhani dan Mulan Jameela

Ahmad Dhani, melalui beberapa wawancara, menganggap tindakan Lita Gading sebagai bentuk perundungan berkedok edukasi. Ia menilai isi video tersebut tidak objektif dan memicu publik semakin membenci Safeea Ahmad maupun Mulan Jameela.

Menurut Ahmad Dhani, kritik terhadap orang tua tidak boleh melibatkan anak yang belum dewasa, terlebih dengan menyinggung identitas dan label negatif. Hal serupa disampaikan kuasa hukumnya yang mengingatkan bahwa Undang-Undang Perlindungan Anak dan ITE dapat menjerat siapa pun yang menyebarluaskan konten berbau penghinaan atau perundungan terhadap anak.

Di sisi lain, Mulan Jameela belum memberikan keterangan panjang. Namun sejumlah unggahan di media sosial menunjukkan bahwa ia mendukung langkah hukum sang suami demi menjaga kondisi psikologis putrinya.

Respons Netizen dan Dukungan Publik

Di tengah polemik, video Lita Gading justru dibanjiri dukungan. Ribuan komentar memenuhi unggahan Instagram-nya. Sebagian netizen beranggapan bahwa Lita tidak sedang membully, melainkan justru menyuarakan empati bagi Safeea Ahmad.

"Dokter kami, satu Indonesia Raya mendukungmu. God bless you," tulis akun @mommyin***.
"Lah, justru Dokter Lita bela Safeea. Tindakan ortunya yang membuat Safeea semakin terpuruk," komentar akun @diahsnugr.

Sebaliknya, sebagian warganet juga mengingatkan bahwa anak-anak harus dihindarkan dari pusaran konflik orang dewasa, termasuk narasi masa lalu yang tidak relevan dengan keseharian anak saat ini.

Kontroversi tersebut memicu diskusi luas mengenai etika parenting publik figur, perlindungan anak di media sosial, hingga peran profesional psikologi dalam menyampaikan kritik secara terbuka.

Perspektif Hukum: UU Perlindungan Anak dan UU ITE

Kasus ini menempatkan publik pada dilema: kebebasan berekspresi versus perlindungan anak. Dalam UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, pasal 17 ayat 2 menegaskan bahwa setiap anak berhak mendapatkan perlindungan dari perlakuan yang merendahkan martabat.

Sementara itu, UU No. 19 Tahun 2016 tentang ITE mengatur sanksi bagi siapa saja yang mendistribusikan konten bermuatan penghinaan atau pencemaran nama baik. Namun, pengamat hukum menilai kasus ini memerlukan kajian mendalam untuk membedakan konten edukasi, opini, dan penghinaan.

Baca Juga: Duet Bek Persija Rizky Ridho dan Jordi Amat, Mauricio Souza: Dua Pemain Kualitas Tinggi

Implikasi Psikologis bagi Anak Publik Figur

Kasus Safeea Ahmad mencerminkan kerentanan anak-anak selebritas. Pakar psikologi anak berpendapat, konflik rumah tangga orang tua publik figur kerap berdampak jangka panjang pada kesehatan mental anak. Label negatif, hujatan daring, serta narasi masa lalu bisa memicu stres, rasa malu, hingga gangguan identitas diri.

Salah satu poin kritik Lita Gading adalah desakan agar Ahmad Dhani dan Mulan berhenti membuka luka lama. Menurut Lita, perdebatan di ruang publik hanya akan memperburuk situasi mental Safeea.

Kontroversi ini menegaskan tantangan besar bagi publik figur dalam menyeimbangkan hak kebebasan berekspresi dengan perlindungan privasi anak-anak. Sementara publik terpukau oleh drama masa lalu, Safeea Ahmad tumbuh dalam sorotan yang tak pernah padam.

Apapun hasil proses hukum yang berjalan, kisah ini menjadi pengingat bahwa setiap narasi di internet meninggalkan jejak yang sulit dihapus. Mungkin, di tengah euforia media sosial, kita perlu lebih berhati-hati sebelum melabeli seorang anak dengan beban sejarah orang tuanya.

Tags:
UU Perlindungan AnakSafeea AhmadLita GadingMulan JameelaAhmad Dhani

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor