Banyak pihak mencibir narasi seperti ini sebagai teori konspirasi. Namun, fakta bahwa prediksi depresiasi peso Argentina hingga lebih dari 200% terbukti benar, menunjukkan bahwa kritik terhadap mata uang fiat bukan isapan jempol.
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah:
- Apakah AS bisa terus mencetak dolar tanpa batas?
- Apakah dominasi militer AS akan selamanya menjamin kepercayaan pada dolarnya?
Kedua pertanyaan ini perlu dipertimbangkan secara serius oleh siapa pun yang ingin melindungi kekayaan jangka panjang. Jika salah satunya mulai goyah, kejatuhan sistem dolar bukan mustahil.
Realitas di Lapangan
Dalam wawancara, warga Turki mengungkap fakta menarik:
- Mayoritas transaksi besar mulai menggunakan dolar.
- Inflasi harga properti, makanan, dan transportasi membuat masyarakat kehilangan daya beli.
- Generasi muda Turki memilih Bitcoin sebagai sarana investasi dan “penyelamat nilai.”
Inflasi juga berdampak pada psikologi kolektif. Masyarakat Turki menjadi lebih cepat marah, frustrasi, dan apatis pada pemerintahan yang gagal mengendalikan krisis.
Baca Juga: Daftar 3 Rekomendasi HP Terbaik Harga Mulai Rp1 Jutaan
Investasi dengan Wawasan, Bukan Hanya Tren
Fenomena “borong Bitcoin” yang rutin dilakukan sang investor bukan semata ajang pamer keuntungan. Ini adalah edukasi bagi publik: jika Anda hanya bergantung pada “kata-kata politisi” tanpa memahami cara kerja uang fiat, Anda bisa menjadi korban sistem.
Langkah pertama dalam perlindungan kekayaan bukan selalu membeli Bitcoin, tetapi memahami:
- Bagaimana uang fiat bekerja.
- Apa penyebab inflasi yang sebenarnya.
- Mengapa kepercayaan adalah fondasi nilai uang.
- Bagaimana mengelola risiko investasi kripto yang volatil.
Itulah penjelasan bagaimana cara borong Bitcoin ala Timothy Ronald. Semoga bermanfaat.
