POSKOTA.CO.ID – Nama Andini Permata tiba-tiba menjadi sorotan warganet setelah beredar video berdurasi 2 menit 31 detik di TikTok, X, dan Telegram.
Video tersebut menampilkan sosok wanita dengan seorang anak laki-laki, yang disebut “bocil,” memicu berbagai spekulasi dan rasa penasaran publik.
Narasi sensasional yang menyertainya membuat banyak orang tergoda untuk mencari “full video” atau versi “tanpa sensor.”
Sayangnya, mayoritas tautan yang beredar ternyata tidak mengarah ke konten asli, melainkan ke situs mencurigakan yang penuh iklan dan berisiko mengandung malware.
Baca Juga: Link Quiz Enhypen Age Update 2025 Viral, Cari Tahu Siapa Member yang Paling Cocok Sama Kepribadianmu
Identitas yang Misterius
Hingga saat artikel ini ditulis, identitas asli Andini Permata belum terverifikasi. Tidak ditemukan akun media sosial resmi yang sahih atas nama tersebut.
Beberapa pengamat bahkan menduga bahwa nama ini hanyalah rekaan, diciptakan untuk strategi viral dan eksploitasi rasa ingin tahu publik.
Unggahan terkait Andini sebagian besar berupa potongan video pendek tanpa konteks atau tangkapan layar buram.
Ini memperkuat dugaan bahwa fenomena viral tersebut bukan berasal dari figur publik nyata, melainkan dari rekayasa digital demi popularitas instan.
Baca Juga: Viral! Dikha Aura Farming Kini jadi Duta Wisata Provinsi Riau
Bahaya di Balik Tautan Palsu
Di balik rasa penasaran dan pencarian tautan video, tersembunyi risiko serius. Banyak tautan yang menjanjikan “video asli” atau “versi lengkap” justru berisi jebakan clickbait dan konten berbahaya.
Beberapa situs bahkan menyebarkan malware yang dapat membahayakan perangkat dan data pengguna.
Masyarakat perlu lebih bijak dan berhati-hati dalam mengakses link semacam ini.
Jangan asal klik hanya karena penasaran, karena bisa berujung pada kerugian digital maupun hukum.
Baca Juga: Akun IG Chiko dan Wiran Apa? Viral Duda Jember Diduga Nikah Sesama Jenis dengan Pemuda Lombok
Aspek Etika dan Hukum
Jika benar video tersebut melibatkan eksploitasi anak, maka hal ini dapat masuk ranah pelanggaran hukum, khususnya terkait Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Konten semacam ini berpotensi menimbulkan konsekuensi hukum serius bagi pelaku maupun penyebarnya.
Publik diimbau untuk tidak memperkuat penyebaran konten viral tanpa verifikasi.
Tanggung jawab etika dan keamanan harus menjadi prioritas dalam bermedia sosial.
.jpg)
