POSKOTA.CO.ID - Jakarta, ibu kota Indonesia, memiliki sejarah panjang yang bermula dari sebuah pelabuhan strategis bernama Sunda Kelapa pada abad ke-12.
Pelabuhan ini menjadi pusat ekonomi Kerajaan Sunda dan titik temu perdagangan maritim internasional. Letaknya di muara Sungai Ciliwung menjadikannya pusat pertukaran barang dan budaya antara pedagang Arab, Cina, India, dan Eropa.
Dilansir dari channel YouTube Sang Legenda pada Sabtu, 5 Juli 2025. Intip sejarah singkatnya di artikel berikut.
Masa Kejayaan Sunda Kelapa
Sunda Kelapa tidak hanya berperan sebagai pusat perdagangan rempah-rempah seperti lada dan pala, tetapi juga sebagai gerbang diplomasi Kerajaan Sunda dengan dunia luar.
Baca Juga: Museum Taman Prasasti: Menyusuri Jejak Sejarah di Tengah Hiruk-Pikuk Jakarta
Interaksi dengan pedagang asing membawa pengaruh teknologi, budaya, dan agama, menciptakan dinamika sosial yang kaya.
Kedatangan Bangsa Eropa dan Perebutan Kekuasaan
Pada abad ke-16, Portugis tiba dengan ambisi menguasai jalur rempah-rempah. Mereka membangun benteng dan memengaruhi politik lokal, memicu ketegangan dengan Kesultanan Demak.
Pada 1527, Pangeran Fatahillah dari Demak menyerang Sunda Kelapa, mengalahkan Portugis, dan mengubah namanya menjadi Jayakarta ("kemenangan sempurna").
Era Kolonial: Dari Jayakarta ke Batavia
Pada 1619, VOC di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen menghancurkan Jayakarta dan membangun kota baru bernama Batavia. Kota ini dirancang dengan gaya Eropa, lengkap dengan kanal dan benteng pertahanan.
Batavia menjadi pusat kekuasaan VOC di Asia, namun juga menghadapi masalah kesehatan dan ketimpangan sosial.
Perjuangan Kemerdekaan dan Lahirnya Jakarta
Setelah pendudukan Jepang (1942–1945), Jakarta menjadi saksi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Kota ini kemudian ditetapkan sebagai ibu kota negara dan menjadi pusat pemerintahan, ekonomi, dan budaya.
Jakarta Modern: Pertumbuhan dan Tantangan
Di era Orde Baru, Jakarta berkembang pesat dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan gedung pencakar langit. Namun, urbanisasi massal menyebabkan masalah kemacetan, banjir, dan kesenjangan sosial.
Monumen Nasional (Monas) menjadi simbol kebanggaan nasional, sementara kawasan kumuh terus bertambah di pinggiran kota.
Baca Juga: Asal Usul Sunda Kalapa: Bukti Jakarta Pernah Menjadi Pelabuhan Utama Kerajaan Pasundan
Kini, Jakarta tetap menjadi kota metropolitan yang dinamis, meski dihadapkan pada tantangan pembangunan berkelanjutan.
Sejarah panjangnya mencerminkan perjalanan Indonesia dari masa kerajaan, kolonialisme, hingga kemerdekaan.
Artikel ini menggambarkan transformasi Jakarta dari pelabuhan kuno menjadi megacity modern, dengan segala dinamika sosial, politik, dan ekonominya.