CIPUTAT, POSKOTA.CO.ID - Tumpukan sampah yang sebelumnya di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Ciputat yang berlokasi di Pasar Cantik, Kota Tangerang Selatan, kini berangsur berkurang.
Volume sampah yang sempat mencapai 30 ton per hari, kini berhasil ditekan menjadi sekitar 15 ton saja.
Penurunan drastis ini terjadi berkat optimalisasi sistem pemilahan, pencacahan, serta pengangkutan rutin oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan UPTD setempat.
Saat ini, pengangkutan dilakukan secara konsisten dengan tiga truk per hari, masing-masing membawa sekitar 5 ton sampah.
“Sekarang tinggal tiga truk saja sehari. Alhamdulillah volume sudah berkurang banyak,” ujar Helmi 45 tahun, petugas lapangan kepada Poskota saat ditemui, Selasa, 1 Juli 2025.
Baca Juga: Warga Tolak Sampah dari Tangsel, DLH Pandeglang Dinilai Cuek
Sebelumnya, sampah yang masuk ke TPS datang dari delapan RW di wilayah Ciputat dan sekitarnya. Namun kini, jumlah wilayah yang membuang sampah ke TPS3R Pasar Cantik hanya tersisa empat RW.
“Sekarang paling dari RW 1, 2, 3, 4 dan satu pasar. Sisanya sudah mulai aktif lagi TPS di wilayah mereka masing-masing,” jelasnya.
Menurutnya, pengurangan volume juga terbantu dengan sistem pemilahan sampah. Seperti sampah plastik seperti botol, asoy, dan jenis PE atau PP yang masih bernilai ekonomis dipilah, sementara residu yang tidak dapat diolah langsung diangkut ke TPA Cipeucang.
“Yang bernilai seperti botol dan plastik masih bisa dijual. Jadi enggak semuanya numpuk disini,” katanya.
Sementara sampah organik dari pasar seperti sisa sayuran umumnya tidak diproses lebih lanjut dan langsung dibawa ke TPA karena mudah membusuk.
Kayu-kayu bekas peti buah pun yang tak bisa dimanfaatkan akan dibakar di area khusus.
Meski sempat menjadi sorotan publik akibat viralnya tumpukan sampah beberapa waktu lalu, kondisi saat ini sudah jauh lebih terkendali. Pemkot Tangsel juga menyiapkan tambahan armada bila sewaktu-waktu terjadi lonjakan volume.
“Kalau ada penumpukan lagi, nanti bisa ditambah truknya. Tapi sekarang standar tiga truk sudah cukup,” ujarnya.
Upaya ini pun menjadi bukti bahwa pengelolaan sampah yang konsisten dan kolaboratif bisa memberikan hasil nyata. (CR-1)