PENJARINGAN, POSKOTA.CO.ID - Warga RW 06 Kelurahan Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, mengeluhkan kemacetan yang terjadi diduga akibat aktivitas antar jemput siswa di sekolah Internasional di lokasi itu.
Kedua sekolah yang dimaksud yakni Singapore International School dan Bina Bangsa School.
Anggota DPRD Jakarta, Bun Joi Phiau menyebut, pihaknya sudah berusaha menjembatani warga yang merasa dirugikan. Hanya saja hasilnya belum ada kepastian konkret.
"Tapi memang sampai sekarang hasilnya belum ada. Sekolah ini tidak ada lahan parkir akhirnya menggunakan jalur itu sampai tiga jalur. Warga disisain satu jalur otomatis kan macet parah," kata Bun kepada Poskota, Selasa, 1 Juli 2025.
Dijelaskan Bun, warga sebelumnya sudah melayangkan protes ke pihak sekolah. Hanya saja protes yang dilayangkan warga seakan tidak ditanggapi.
"Karena mereka (pihak sekolah) bahwa jalan itu kan masih milik Developer, itu masalahnya di sana. Tapi yang dirugikan masyarakat, karena waktu mereka beli rumah di sana kan jalurnya panjang kan, besar," jelas Bun.
Baca Juga: Warga Kapuk Muara Keluhkan Dua Sekolah Internasional Bikin Macet, Minta Sediakan Lahan Parkir
"Nah kemudian bangun (sekolah) langsung nguasain dan bikin plang-plang jalur untuk mereka. Nah ini kan serasa diabaikan, pengurus RT/RW secara tidak langsung tidak dianggap," tambah dia.
Legislator PSI ini meminta agar pihak sekolah menyediakan lahan parkir untuk aktivitas antar jemput. Hal ini agar warga lain juga tidak terganggu akibat macet yang terjadi.
"Maksud warga itu, pihak sekolah menyediakan lahan parkir buat antar jemput," tutur Bun.
Sebelumnya, Ketua RT 17 RW 06, Frans Yogianto Wijaya menyampaikan, aktivitas antar jemput siswa di dua sekolah itu disebut kerap membuat macet jalan.
Hal ini dikeluhkan lantaran dua sekolah itu seharusnya menyediakan ruang untuk aktivitas antar jemput.
Sebagian warga telah menyurati langsung perihal masalah ini ke Gubernur Jakarta, Pramono Anung. Namun sampai saat ini surat yang dilayangkan belum tindak lanjut yang jelas.
"Warga sudah bikin angket, terus kita sebagai RT memfasilitatorkan penyampaiannya ke Gubernur. Tapi belum ditanggapi suratnya," jelas dia.
Frans berharap keluhan warga ini didengar langsung oleh Gubernur dan dapat ditindaklanjuti. Sebab ia menyebut, kemacetan akibat aktivitas antar jemput di dua sekolah tersebut juga mengganggu warga lain.
"Kami minta jangan sampai parkiran liar gitu tiga baris gitu, kalau masuk komplek jadi terganggu," ucap dia.