Kronologi insiden jatuhnya pendaki asal Brazil di Gunung Rinjani yang ditemukan meninggal dunia. (Sumber: Freepik)

NEWS

Tragedi Juliana Marins, Kronologi Lengkap dan Penyebab Jatuhnya Pendaki Asal Brasil di Gunung Rinjani

Kamis 26 Jun 2025, 11:42 WIB

POSKOTA.CO.ID - Gunung Rinjani yang menjulang megah di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, kembali menjadi sorotan dunia setelah insiden tragis menimpa seorang pendaki asing.

Juliana Marins, wanita berusia 27 tahun asal Brasil, ditemukan meninggal dunia usai dilaporkan terjatuh ke jurang saat melakukan perjalanan turun menuju Danau Segara Anak.

Kejadian ini menyisakan duka mendalam, baik bagi keluarga korban maupun komunitas pecinta alam.

Baca Juga: Jasad Juliana Diautopsi Hari Ini Usai Dievakuasi dari Gunung Rinjani

Siapakah Juliana Marins?

Sosok korban yang jatuh dari tebing di Gunung Rinjani itu adalah Juliana Marins. Ia dikenal sebagai sosok yang aktif dalam bidang kehumasan di Brasil.

Perempuan muda ini gemar menjelajahi alam dan memiliki semangat tinggi untuk menjelajah pegunungan tropis di Asia Tenggara. Lawatannya ke Gunung Rinjani diduga menjadi bagian dari perjalanan wisatanya di Indonesia.

Kronologi Kejadian

Insiden ini bermula pada Sabtu, 21 Juni 2025 sekitar pukul 06.30 WITA. Saat itu, Juliana tengah dalam perjalanan turun dari jalur Cemara Nunggal menuju Danau Segara Anak, salah satu spot populer di jalur pendakian Gunung Rinjani.

Dalam perjalanan, Juliana dilaporkan terpeleset di jalur yang terjal dan berbatu, hingga akhirnya jatuh ke dalam jurang berkedalaman ratusan meter. Informasi tersebut diperoleh dari rekan sesama pendaki yang kemudian melaporkan kejadian kepada petugas.

Baca Juga: Pendaki Tektok Gunung Muria Tewas Jatuh ke Jurang

Pencarian langsung dilakukan oleh tim SAR dengan bantuan teknologi drone. Namun, medan yang ekstrem, curam, dan minim pijakan membuat pencarian menjadi sangat sulit.

Barulah pada Senin, 23 Juni 2025, drone berhasil mendeteksi keberadaan tubuh Juliana yang terperangkap di dinding tebing.

Evakuasi yang Penuh Tantangan

Setelah keberadaan Juliana diketahui, upaya evakuasi pun segera dilakukan oleh tim gabungan Basarnas dan pihak-pihak terkait.

Namun, kesulitan besar muncul karena lokasi jatuhnya berada di area yang sangat curam dan rawan longsor.

Baca Juga: Siapa Sosok Ustaz Khalid Basalamah yang Dipanggil KPK Terkait Korupsi Kuota Haji

Menurut laporan resmi dari Basarnas NTB, tim SAR sempat terkendala oleh cuaca yang berubah-ubah dan akses jalur yang tidak memungkinkan penggunaan alat berat.

Akhirnya pada Rabu 25 Juni 2025 pukul 13.51 WITA, jenazah Juliana berhasil dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda NTB untuk proses identifikasi lebih lanjut.

Dugaan Penyebab Insiden

Hasil penyelidikan awal menunjukkan bahwa insiden ini kemungkinan besar disebabkan oleh hilangnya pijakan saat Juliana melintasi jalur yang sempit dan licin.

Tidak menutup kemungkinan pula bahwa Juliana melakukan perjalanan tanpa pengawasan pemandu wisata yang berpengalaman.

Pihak keluarga yang berada di Brasil menyampaikan rasa duka yang mendalam atas peristiwa tersebut.

Dalam pernyataan informal, keluarga sempat menyayangkan dugaan adanya kelalaian dari pemandu wisata dalam mengawasi perjalanan Juliana, terutama saat melalui jalur rawan kecelakaan.

Baca Juga: Ajudan Ungkap Kondisi Terkini Kesehatan Jokowi yang Alami Alergi Kulit

Warganet Pertanyakan Protokol Keselamatan

Peristiwa ini mengundang banyak komentar di media sosial. Warganet mempertanyakan protokol keselamatan yang diterapkan dalam kegiatan wisata pendakian di Indonesia.

Tidak sedikit pula yang mengkritisi kurangnya antisipasi terhadap kemungkinan jatuhnya pendaki, terutama di jalur ekstrem seperti Cemara Nunggal.

Beberapa netizen juga menyarankan penggunaan drone canggih yang tidak hanya memantau lokasi, tetapi juga mampu mengirimkan logistik seperti air minum dan makanan ringan kepada korban yang masih hidup.

Tragedi ini menjadi pengingat keras akan pentingnya keselamatan dalam aktivitas pendakian. Gunung Rinjani bukanlah jalur yang bisa dianggap remeh.

Dengan ketinggian mencapai 3.726 meter di atas permukaan laut dan medan yang cukup teknis, para pendaki disarankan untuk selalu menggunakan jasa pemandu berlisensi serta mematuhi semua instruksi keselamatan.

Pihak Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) diharapkan dapat meningkatkan pengawasan serta memberikan edukasi lebih lanjut kepada para pendaki, khususnya wisatawan asing yang tidak familiar dengan kondisi alam tropis Indonesia.

Tags:
evakuasi pendakikronologi jatuhnya pendaki di Gunung RinjaniJatuh ke JurangGunung Rinjanipendaki asal BrazilJuliana Marins

Muhammad Faiz Sultan

Reporter

Muhammad Faiz Sultan

Editor