(Sumber: X/@MuhammadSmiry)

Internasional

Setelah Ketegangan dengan Iran Mereda, Israel Alihkan Fokus ke Jalur Gaza

Rabu 25 Jun 2025, 14:16 WIB

POSKOTA.CO.ID - Usai tercapainya gencatan senjata dengan Iran, Israel menyatakan akan kembali memusatkan perhatian militernya ke Gaza untuk melanjutkan operasi melawan Hamas.

Di sisi lain, Kantor Hak Asasi Manusia (HAM) PBB menuding Israel bertanggung jawab atas ratusan korban jiwa di lokasi distribusi bantuan di wilayah tersebut.

Militer Israel mengonfirmasi bahwa fokus operasinya kini kembali diarahkan ke Jalur Gaza. Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel, Letnan Jenderal Eyal Zamir, menyampaikan bahwa setelah ketegangan dengan Iran mereda, prioritas militer kini kembali tertuju pada pemberantasan Hamas dan pembebasan sandera.

Meskipun begitu, Zamir menekankan bahwa meski babak penting telah usai, konflik dengan Iran belum sepenuhnya berakhir.

Baca Juga: Iran Umumkan Akhir Perang 12 Hari Melawan Israel, Ini Pernyataan Resminya

Pernyataan ini muncul pada Selasa, 24 Juni 2025, menyusul keputusan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang menegaskan Israel tidak akan melanjutkan serangan ke Iran setelah berdiskusi dengan Presiden Amerika Serikat.

Presiden AS saat itu, Donald Trump, menyampaikan bahwa kesepakatan gencatan senjata antara Iran dan Israel telah dicapai.

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, juga memperingatkan bahwa Iran akan kembali menyerang hanya jika Israel melanggar kesepakatan tersebut.

Kondisi Gaza Memburuk: Kelaparan dan Kekerasan di Tengah Distribusi Bantuan

Sementara konflik dengan Iran mereda, situasi kemanusiaan di Gaza memburuk. Kantor HAM PBB melaporkan bahwa lebih dari 410 warga Gaza tewas sejak akhir Mei akibat tembakan militer Israel saat mencoba mendapatkan makanan di lokasi bantuan milik Gaza Humanitarian Foundation (GHF) organisasi yang didukung Israel dan AS untuk menggantikan peran lembaga-lembaga bantuan internasional.

GHF ditunjuk oleh Israel sebagai penyalur utama bantuan setelah blokade terhadap bantuan kemanusiaan berlangsung selama hampir tiga bulan.

Namun, pendistribusian bantuan justru diwarnai kekacauan dan kekerasan mematikan sejak dimulai bulan lalu.

Menurut juru bicara HAM PBB, Thameen Al-Kheetan, penggunaan bantuan makanan sebagai alat perang merupakan pelanggaran berat hukum internasional.

Ia menyebut kondisi warga Gaza sangat memprihatinkan, dihadapkan pada pilihan tragis: kelaparan atau ditembak saat mencoba mendapat bantuan.

Baca Juga: Dolar AS Menguat Usai Donald Trump Serang Fasilitas Nuklir Iran

PBB telah mengonfirmasi sebagian besar korban jatuh akibat tindakan militer Israel, meskipun ada kelompok bersenjata di sekitar area distribusi.

Tambahan 93 warga Gaza juga dilaporkan tewas saat mencoba mendekati konvoi bantuan dari PBB dan lembaga lain yang masih diizinkan masuk.

Data Kematian Versi Hamas Lebih Tinggi

Sumber dari badan pertahanan sipil Gaza yang dikelola Hamas menyebut jumlah korban tewas lebih besar, dengan 21 orang tewas dan sekitar 150 lainnya luka-luka saat menunggu bantuan.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza mencatat total korban mencapai 516 jiwa dan hampir 3.800 orang terluka saat mencari makanan.

Militer Israel mengklaim bahwa kerumunan warga ditemukan di dekat posisi pasukan di koridor Netzarim, lokasi distribusi bantuan GHF.

Namun, banyak organisasi kemanusiaan dan lembaga PBB menolak bekerja sama dengan GHF karena menilai lembaga tersebut sarat dengan kepentingan militer Israel.

Israel membantah tuduhan melakukan kejahatan perang dan menyalahkan Hamas atas jatuhnya korban sipil karena menjadikan area permukiman sebagai basis operasi. Hamas membantah tuduhan tersebut.

Tags:
GHFGaza Humanitarian Foundation Masoud PezeshkianBenjamin NetanyahuPerdana MenteriPBBHAMHak Asasi ManusiaHamasGazaIsraelIrangencatan senjata

Insan Sujadi

Reporter

Insan Sujadi

Editor