Namun, pada 2011, Durov menolak permintaan pemerintah Rusia untuk menghapus akun-akun oposisi setelah pemilu parlemen yang kontroversial. Sikap tegasnya berujung pada tekanan dari otoritas.
Puncaknya terjadi pada 2014, ketika ia kembali menolak untuk menyerahkan data pengguna Ukraina dan memblokir akun milik tokoh oposisi Alexei Navalny.
Tak lama setelah itu, Durov diberhentikan secara sepihak dari posisinya sebagai CEO VK. Ia menyatakan VK telah diambil alih oleh kelompok yang dekat dengan Kremlin.
Baca Juga: Video Bareng Msbreewc Viral, Berapa Penghasilan Ello MG dan Teguh Suwandi dari YouTube?
Hidup Nomaden dan Lahirnya Telegram
Usai hengkang dari Rusia, Durov mengadopsi gaya hidup nomaden dan memperoleh kewarganegaraan Saint Kitts and Nevis melalui skema investasi sebesar USD 250.000.
Ia kemudian mendirikan Telegram pada tahun 2013 bersama saudaranya, Nikolai, dengan misi menyediakan platform komunikasi aman, bebas dari pengawasan pemerintah, dan tanpa iklan.
Telegram pun menjadi salah satu aplikasi paling populer dalam gerakan anti-sensor global, meskipun tidak lepas dari kontroversi.
Pada 2024, Durov diperiksa otoritas Prancis atas dugaan Telegram digunakan untuk menyebar konten ilegal.
Meski demikian, ia menolak tuduhan tersebut dan menyebutnya tidak relevan serta bermotif politik.
Warisan Kontroversial untuk 106 Anak
Dalam wawancara terbarunya, Durov mengungkap memiliki enam anak biologis dari tiga pasangan berbeda, serta sekitar 100 anak lain yang lahir dari hasil donor spermanya di 12 negara.
"Aku tidak ingin mereka saling berebut setelah aku mati," ujarnya dalam wawancara tersebut.
Ia menegaskan bahwa seluruh anak-anaknya, baik lahir dari hubungan langsung maupun donor, memiliki hak waris yang sama.