POSKOTA.CO.ID - Amanda Nur Alliyah Zahra, atau lebih dikenal dengan nama Amanda Zahra, merupakan salah satu selebgram Indonesia yang memiliki pengaruh cukup besar di dunia maya.
Wanita kelahiran 8 Mei 1996 ini berhasil membangun citra sebagai figur publik yang tidak hanya cantik secara fisik, namun juga berprestasi di bidang akademis. Ia tercatat sebagai lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM), salah satu universitas ternama di Indonesia.
Dengan ratusan ribu pengikut di berbagai platform media sosial, Amanda dikenal melalui konten-kontennya yang kerap membagikan pengalaman pribadi, gaya hidup, hingga pandangan-pandangan reflektif mengenai kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Masih Dibuka! Ini 7 Jalur SPMB DKI Jakarta 2025 yang Wajib Diketahui Calon Siswa
Perjalanan Hidup dan Karier
Amanda menikah dengan Guiddo Ilyasa pada tahun 2020. Guiddo sendiri diketahui merupakan rekan satu angkatan di Fakultas Kedokteran UGM. Pernikahan mereka sempat menjadi perhatian karena mencerminkan citra pasangan muda berpendidikan dan harmonis.
Setahun setelah menikah, pada 2021, Amanda dan Guiddo dikaruniai seorang anak laki-laki yang mereka beri nama Lei. Namun, keharmonisan tersebut tidak bertahan lama. Pada 2022, rumah tangga mereka dikabarkan retak akibat dugaan perselingkuhan yang dilakukan Guiddo.
Dalam pengakuannya di media sosial platform X (dahulu Twitter), Amanda menyebut bahwa mantan suaminya menjalin hubungan terlarang dengan seorang aktris yang diduga kuat adalah Arawinda Kirana. Fakta yang membuat publik kian terkejut adalah ketika Amanda mengungkap bahwa perempuan tersebut pernah dibawa ke rumahnya ketika Amanda tengah menginap di rumah orang tuanya usai melahirkan.
Isu Prostitusi Online: Tuduhan yang Mengguncang
Nama Amanda kembali mencuat pada Juni 2025 setelah ramai disebut-sebut dalam unggahan akun @intinyadeh di platform X. Dalam utas tersebut, Amanda diduga melakukan praktik open BO (Booking Out), istilah yang merujuk pada prostitusi berbasis pemesanan pribadi, ketika sedang berlibur di Bali bersama keluarganya.
Tuduhan ini muncul melalui narasi pihak ketiga yang mengklaim mengetahui aktivitas Amanda namun takut mengungkapkan secara terbuka karena khawatir diserang oleh penggemarnya. Akun tersebut juga menyebut ada pejabat berstatus PNS yang suka mengajak perempuan ke hotel dinas atas biaya negara meski tidak menyebutkan keterkaitan langsung dengan Amanda Zahra.
Hingga artikel ini ditulis, belum ada konfirmasi atau klarifikasi resmi dari Amanda Zahra terkait tuduhan ini. Tak sedikit netizen yang justru mempertanyakan validitas tudingan tersebut, mengingat belum ada bukti konkret yang mendukungnya.
Respons Publik dan Efek Domino pada Reputasi Digital
Isu prostitusi online ini tidak hanya mengguncang reputasi Amanda sebagai selebgram, namun juga membawa diskursus yang lebih luas mengenai etika, standar moral publik, dan stigma terhadap perempuan di dunia digital. Beberapa kalangan menilai bahwa tuduhan ini mencerminkan betapa rentannya perempuan yang populer di media sosial terhadap framing negatif tanpa pembuktian.
Meski demikian, sebagian warganet bersikap netral dan menuntut agar publik tidak serta-merta menghakimi sebelum ada kebenaran yang terbukti. Terlebih, rekam jejak akademis Amanda sebagai lulusan Fakultas Kedokteran dinilai layak mendapat penghargaan lebih dibanding penilaian sepihak atas rumor semata.
Dari Dunia Medis ke Dunia Konten: Transformasi Profesi
Amanda Zahra sempat aktif sebagai tenaga medis sebelum kemudian memutuskan untuk fokus mengembangkan diri sebagai influencer dan konten kreator. Keputusannya ini bukan tanpa alasan. Dunia digital memberikan ruang ekspresi yang lebih luas sekaligus peluang ekonomi yang menjanjikan, terutama dengan basis pengikut yang besar.
Ia dikenal cukup aktif mengampanyekan isu kesehatan mental dan peran perempuan di era modern, membuat banyak pengikutnya merasa terhubung dengan narasi personal yang dibagikannya.
Namun, dengan ketenaran datang pula risiko eksposur yang lebih besar terhadap gosip, fitnah, dan stigma, seperti yang kini ia alami.
Pendidikan dan Latar Belakang Keluarga
Amanda tumbuh di lingkungan keluarga yang mapan secara ekonomi. Ia diketahui memiliki darah Sunda dan sejak kecil menunjukkan prestasi akademik yang menonjol. Selepas menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran UGM, Amanda sempat menjadi dokter muda di beberapa rumah sakit daerah sebelum akhirnya lebih aktif di media sosial.
Pencapaiannya ini sering menjadi inspirasi bagi para pengikutnya, terutama generasi muda perempuan yang bercita-cita menyeimbangkan antara karier akademik dan peran di ruang digital.
Baca Juga: Kode Redeem FF Hari Ini 21 Juni 2025 Terbaru Gratis, Ada Hadiah Diamond, Skin, dan Pet Eksklusif!
Pengaruh Media Sosial terhadap Narasi Perempuan
Kasus Amanda Zahra memperlihatkan bagaimana media sosial dapat dengan cepat membentuk opini publik. Figur perempuan yang menonjol di dunia maya kerap kali menjadi target framing negatif, baik berupa body-shaming, tuduhan moral, hingga fitnah.
Dalam konteks Amanda, sorotan berlebihan terhadap kehidupan pribadinya berisiko mengaburkan pencapaian profesional dan dedikasinya sebagai dokter. Ini menjadi refleksi penting bagi masyarakat dalam membedakan informasi yang valid dengan spekulasi viral semata.
Amanda Zahra adalah cerminan kompleksitas kehidupan seorang perempuan di era digital: antara pencapaian akademik, keterlibatan di ruang publik, hingga paparan isu kontroversial yang bisa muncul kapan saja.
Meski namanya kini tengah viral karena tuduhan prostitusi online yang belum terbukti kebenarannya, latar belakang Zahra sebagai dokter lulusan UGM dan figur inspiratif di media sosial tetap menjadi bagian penting dari identitasnya.
Penting bagi publik untuk mengedepankan asas praduga tak bersalah dan tidak terburu-buru menghakimi tanpa dasar kuat. Media sosial, meski memberi ruang kebebasan berpendapat, juga harus disertai dengan tanggung jawab dalam menyebarkan informasi.