GAMBIR, POSKOTA.CO.ID - Seorang wartawan media online bernama Wasti Samaria, 27 tahun menjadi korban penjambretan di Halte Balai Kota, Jakarta Pusat, pada Kamis, 19 Juni 2025, sekira pukul 21.50 WIB.
Akibat peristiwa yang dialaminya, Wasti, kehilangan satu unit handphone merek Xiaomi 12 lite setelah digondol jambret. Kejadian ini menambah daftar insiden kriminal di pusat pemerintahan, karena minim pengawasan keamanan.
Wasti yang bekerja sebagai jurnalis di salah satu media online ternama menceritakan kronologis kejadian tragis itu.
Kejadian itu bermula pada saat dirinya baru saja selesai meliput kegiatan Gubernur Jakarta di Pekan Raya Jakarta (PRJ).
Baca Juga: Wartawan Dijambret di Halte Balai Kota Jakarta Usai Liputan JIEXPO, Begini Kata Polisi
Pada saat itu, dia sedang membereskan pekerjaannya di Halte Balai Kota, sekitar pukul 21.40 WIB.
"Lagi nunggu balik aja, mau beresin berita dulu, soalnya abis liputan gubernur di PRJ," ujar Wasti kepada Poskota, Sabtu, 21 Juni 2025.
Beberapa menit kemudian ketika Wasti tengah membereskan pekerjaan untuk keperluan berita, seorang terduga pelaku jambret itu mendekatnya.
Tiba-tiba terduga pelaku yang mengenakan hoodie biru, helm hitam, dan mengendarai motor matic itu dengan cepat merampas ponsel Xiaomi 12 Lite milik Wasti.
“Saya langsung kejar sambil teriak ‘maling, maling,’ enggak kekejar, langsung tancap gas itu maling. Itu kejadian pukul 21.50 WIB," kata Wasti.
Meski berusaha mengejar, Wasti tak bisa mengejar menangkap pelaku. Beberapa saat kemudian petugas keamanan dalam (Pamdal) Balai kota tiba menghampirinya.
Kawasan Rawan Kejahatan
Menurut Wasti, salah satu petugas mengungkapkan bahwa kawasan Halte Balai Kota memang dikenal rawan penjambretan.
“Mereka bilang tempat ini rawan, tapi saya bingung, kalau sudah tahu kenapa tidak ada tindakan pencegahan seperti pemasangan CCTV yang memadai?” ujar Wasti dengan nada kecewa.
Baca Juga: Jambret HP Polwan di Benhil, Sepasang Kekasih Diringkus Polisi
Lebih lanjut, Wasti mengatakan, meski Pamdal menunjukkan rekaman kamera pengawas atau CCTV dari kejadian tersebut, tapi kualitas video tidak jelas.
Hal karena sudut kamera yang kurang strategis, sementara hanya satu kamera CCTV yaitu di gerbang masuk.
Sedangkan di halte sendiri tidak ada CCTV, padahal kata Wasti itu tempat di depan kantor Gubernur yang harusnya keamanannya pasti lebih baik dibanding lokasi lain.
“Hanya ada satu kamera di lokasi sepenting dekat kantor Gubernur Jakarta. Itu pun rekamannya buram, tidak membantu banyak untuk identifikasi pelaku,” kata Wasti.
Setelah mendapatkan rekaman CCTV, Wasti langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Gambir.
Hingga saat ini belum ada perkembangan yang siginifikan dari pihak kepolisian yang masih melakukan penyelidikan terhadap laporan korban.