POSKOTA.CO.ID - Dalam Modul 3 Pendidikan Profesi Guru (PPG) 2025, pendidikan nilai dinyatakan sebagai pilar fundamental dalam membentuk karakter dan moral peserta didik.
Nilai-nilai seperti kejujuran, disiplin, empati, dan tanggung jawab tidak bisa hanya diajarkan secara teoritis, melainkan harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Haerullah, seorang pakar pendidikan, menegaskan bahwa guru adalah sosok teladan bagi murid-muridnya.
Artinya, setiap ucapan dan tindakan guru berpengaruh langsung pada cara siswa memahami dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut.
Baca Juga: PPG Prajabatan 2025: 5 Tips Rahasia Lolos Sertifikasi Guru
Sebagai Filter terhadap Pengaruh Sosial dan Global
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, siswa mudah terpapar berbagai pengaruh baik positif maupun negatif melalui media sosial, konten digital, dan budaya populer.
Modul 3 Topik 2 PPG menyoroti peran pendidikan nilai sebagai benteng moral sekaligus sarana untuk menumbuhkan kesadaran sosial dan kemampuan berpikir kritis.
Guru tidak hanya bertugas menyampaikan pengetahuan akademik, tetapi juga harus membimbing siswa agar tetap berpegang pada nilai-nilai universal, sehingga mereka tidak mudah tersesat oleh arus informasi yang tidak bertanggung jawab.
Keteladanan Guru: Pembelajaran yang Nyata
Pengalaman mengajar menunjukkan bahwa siswa tidak hanya belajar dari materi pelajaran, tetapi juga dari sikap dan perilaku guru.
Ketika seorang guru menunjukkan kejujuran, keadilan, dan rasa hormat, nilai-nilai tersebut akan tertanam secara alami dalam diri siswa.
Dengan demikian, pendidikan nilai tidak sekadar dihafal, tetapi menjadi bagian dari kebiasaan hidup.
Strategi Implementasi Pendidikan Nilai di Kelas
Modul PPG 2025 menawarkan beberapa pendekatan praktis untuk menerapkan pendidikan nilai, antara lain:
- Integrasi Nilai dalam Pembelajaran
- Guru Matematika dapat menekankan nilai kejujuran saat siswa mengerjakan soal.
- Guru IPS dapat menanamkan nilai toleransi melalui diskusi tentang keragaman budaya.
- Pembelajaran Berbasis Pengalaman
Siswa diberi proyek yang melibatkan interaksi sosial, lalu diajak merefleksikan pengalaman tersebut. Metode ini terbukti memperkuat pemahaman nilai secara emosional.
Diskusi Terbuka dan Apresiasi
Guru dapat memandu diskusi tentang kasus nyata terkait nilai-nilai tertentu. Memberi apresiasi pada siswa yang menerapkan nilai-nilai tersebut juga mendorong teman-temannya untuk meneladani.
Refleksi Guru: Pembelajaran Sepanjang Masa
Berdasarkan evaluasi pengalaman mengajar, terdapat tiga poin penting:
- Siswa lebih mudah mengingat nilai melalui pengalaman emosional, bukan sekadar teori.
- Keteladanan guru tidak hanya memengaruhi siswa, tetapi juga rekan sejawat dan orang tua.
- Pembentukan karakter membutuhkan konsistensi pembiasaan, penguatan, dan evaluasi berkelanjutan adalah kunci keberhasilan.
Contoh Praktik Reflektif dalam PPG 2025
Misalnya, ketika beberapa siswa datang terlambat dan membuat kelas gaduh, alih-alih menghukum secara keras, seorang guru memilih bersikap tegas namun empatik.
Baca Juga: 3 Contoh Soal dan Kunci Jawaban Cerita Reflektif Modul 3 PPG 2025: Peran Guru di Pendidikan Nilai
Guru kemudian mengevaluasi kejadian tersebut dalam jurnal reflektif, merancang kebijakan kelas yang menekankan disiplin waktu, sekaligus membangun hubungan saling percaya dengan siswa.
Pentingnya Pendidikan Nilai di Abad ke-21
Pendidikan nilai menjadi aspek krusial karena tidak hanya menciptakan siswa yang cerdas secara intelektual, tetapi juga berkarakter kuat, empatik, dan siap menghadapi tantangan global.
Modul 3 PPG 2025 menegaskan bahwa guru bukan sekadar pengajar, melainkan teladan nilai, fasilitator pengalaman, dan penggerak pembelajaran reflektif.
Dengan menerapkan strategi yang konsisten mulai dari integrasi nilai, pembelajaran berbasis pengalaman, diskusi terbuka, hingga evaluasi berkelanjutan pendidikan nilai dapat benar-benar hidup dalam lingkungan sekolah.