Dedi Mulyadi ungkap alasan warga Bekasi sebagian hidup miskin, apa alasannya? (Sumber: jabarprov.go.id)

Daerah

Transformasi Ekonomi Bekasi, Dedi Mulyadi Ungkap Penyebab Warga Kini Hidup Makin Sulit

Rabu 18 Jun 2025, 11:20 WIB

POSKOTA.CO.ID - Transformasi ekonomi yang berlangsung pesat di wilayah Bekasi ternyata tidak sepenuhnya memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal.

Fenomena meningkatnya kemiskinan dan ketimpangan sosial di kalangan warga asli Bekasi menjadi perhatian khusus dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Dalam sebuah tayangan di kanal YouTube resminya, Dedi mengungkap alasan mendalam mengapa banyak warga Bekasi kini hidup dalam kesulitan ekonomi.

Menurut Dedi Mulyadi, kondisi ini berakar pada perubahan pola ekonomi masyarakat Bekasi dari agraris ke industri.

Baca Juga: Viral Kades Cirebon Nyawer di Diskotek, Dedi Mulyadi: Bantuan Gubernur untuk Desa Ditunda

Wilayah yang dahulu dikenal subur dengan lahan pertanian luas kini telah berubah wajah menjadi kawasan industri dan permukiman padat.

“"Dulu, masyarakat Bekasi hidup dari pertanian. Sawah luas, bisa nangkap belut, pelihara kambing dan sapi. Hidup tenang karena semua punya tanah," ujar Dedi dalam tayangan tersebut.

Namun seiring perkembangan zaman, banyak warga menjual lahan pertaniannya untuk kebutuhan pembangunan.

Peralihan ini memang sempat memberikan keuntungan ekonomi singkat, namun tidak diimbangi dengan perencanaan jangka panjang.

Baca Juga: Tegas! Dedi Mulyadi Instruksikan Pemeriksaan Kepala Desa Karangsari Usai Aksi Saweran di Diskotik

"Waktu sawah dijual, masyarakat sempat punya uang, bikin kontrakan, bangun rumah. Tapi setelah itu apa? Mereka kehilangan sumber penghasilan utama," tambah Dedi.

Masuknya industri dan urbanisasi tidak sepenuhnya menyerap tenaga kerja lokal. Sebaliknya, banyak pekerja dari luar daerah yang mengisi posisi-posisi di pabrik, sementara warga Bekasi justru kalah dalam kompetisi kerja akibat keterbatasan pendidikan dan keterampilan.

"Banyak orang pendatang kerja di pabrik. Orang Bekasi-nya malah nggak bisa kerja, sawah udah nggak ada, kebon pun nggak punya. Akhirnya nganggur dan hidup susah," jelas Dedi.

Hal ini menyebabkan sebagian besar warga Bekasi kehilangan identitas ekonomi dan budaya.

Baca Juga: Apa Artinya Masalah Fiskal yang Disinggung Gubernur Dedi Mulyadi? Simak Selengkapnya

Mereka tidak lagi punya pegangan hidup yang stabil, sementara arus urbanisasi semakin kuat.

"Sekarang banyak warga Bekasi nggak punya rumah, nggak punya tanah, nggak punya pekerjaan. Kalah bersaing di kampungnya sendiri," kata Dedi tegas.

Fenomena ini menurut Dedi adalah potret dari perubahan sosial-ekonomi yang tidak berpihak pada masyarakat lokal.

Ketika perubahan berlangsung cepat namun tidak inklusif, maka yang terjadi adalah marginalisasi penduduk asli oleh arus kapitalisme dan ekspansi pembangunan.

Untuk mengatasi persoalan ini, Dedi menekankan pentingnya rekayasa sosial berbasis lokal.

Pemerintah harus mulai mengembangkan program pemberdayaan masyarakat berbasis keahlian dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), terutama dalam menghadapi era industri 4.0.

Selain itu, pelestarian lahan produktif dan regulasi pembangunan juga perlu ditegakkan secara adil agar keseimbangan antara pertumbuhan dan keberlanjutan bisa tercapai.

"Jangan sampai tanah habis, industri penuh, tapi rakyatnya tidak sejahtera," ujar Dedi menutup penjelasannya.

Kesaksian Dedi Mulyadi ini membuka mata publik tentang pentingnya kebijakan yang berpihak pada rakyat kecil.

Kehidupan masyarakat Bekasi yang dahulu agraris dan mandiri kini berubah menjadi ketergantungan ekonomi yang tinggi, namun tidak diiringi dengan peningkatan kesejahteraan.

Dengan pendekatan berbasis data dan pemahaman akar masalah, pemerintah daerah maupun pusat diharapkan mampu menyusun ulang strategi pembangunan yang lebih berkeadilan.

Pemberdayaan ekonomi lokal, pelatihan tenaga kerja, hingga revitalisasi lahan pertanian menjadi solusi jangka panjang yang perlu segera diterapkan.

Transformasi ekonomi adalah keniscayaan, namun keberhasilan sejatinya terletak pada bagaimana transformasi tersebut mampu mengangkat taraf hidup seluruh lapisan masyarakat, bukan justru memperlebar jurang ketimpangan.

Tags:
Bekasidampak industri di BekasiGubernur Jawa BaratekonomipertanianDedi Mulyadikemiskinan warga Bekasi

Muhammad Faiz Sultan

Reporter

Muhammad Faiz Sultan

Editor