“Bukan berarti kami membatasi atlet. Selama ini kami selalu memberikan yang terbaik untuk teman-teman atlet,” jelas Rouf.
Baca Juga: NPCI Bekasi Bantah Usir Atlet Disabilitas, Humas: Mereka Hanya Ambil Barang
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa pihak NPCI juga mengingatkan atlet untuk fokus menjalani pembinaan dan latihan demi mencapai prestasi, bukan terlibat pada hal-hal di luar dunia olahraga.
Soal pelanggaran disiplin, Rouf menegaskan sikap tegas NPCI berlaku untuk semua atlet, termasuk atlet senior maupun profesional.
“Kalau soal indisipliner, nggak ada toleransi. Kalau perlu langsung coret. Siapapun, baik atlet pemula maupun senior, kalau melanggar aturan pelatih dan pengurus, sudah nggak ada yang perlu diomongin,” ujarnya.
Rouf memastikan setiap keputusan yang diambil pengurus NPCI Bekasi sudah melalui pertimbangan matang serta konsultasi dengan pengurus NPCI Jawa Barat bahkan pusat.
Terkait isu penahanan gaji, Rouf juga membantah keras. Ia menjelaskan bahwa yang terjadi hanyalah keterlambatan pembayaran gaji selama beberapa hari, bukan penahanan.
“Untuk gaji itu, biasanya kami bayarkan setelah akhir bulan. Misalnya kerja bulan Mei, dibayar bulan Juni. Jadi bukan tidak dibayarkan,” ujarnya.
Ia memastikan hak para atlet tetap dipenuhi sesuai ketentuan. Bahkan, kata Rouf, setiap pemberian uang makan harian pun tercatat rapi dengan bukti dokumentasi.
“Kalau dibilang nggak dibayar, itu sangat salah. Kita punya bukti. Uang makan mereka pun ditandatangani, ada dokumentasi fotonya. Kadang keterlambatan itu yang digoreng, lalu dianggap nggak dibayar. Padahal nggak begitu,” jelasnya. (CR-3)