SUKATANI, POSKOTA.CO.ID - Pengurus National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kabupaten Bekasi membantah tudingan adanya intimidasi dan penahanan gaji terhadap atlet disabilitas yang tidak lagi masuk dalam tim binaan periode 2025.
Humas NPCI Kabupaten Bekasi, Abdul Rouf, menegaskan tidak pernah ada unsur pengancaman sebagaimana yang ramai diisukan belakangan ini.
“Mereka bilang punya bukti chat atau rekaman soal pengancaman. Tapi saya yakin tidak ada pengancaman itu,” ujar Rouf saat ditemui di mes atlet NPCI, Desa Sukaasih, Kecamatan Sukatani, Selasa 17 Juni 2025.
Rouf menjelaskan, dinamika yang muncul di internal NPCI Kabupaten Bekasi terjadi usai pihaknya mengumumkan hasil verifikasi latihan terhadap 115 atlet penyandang disabilitas.
Baca Juga: 45 Atlet Disabilitas Tak Dipanggil Kembali Latihan di NPCI Bekasi
Proses verifikasi itu dilakukan sebagai bagian dari penerapan sistem promosi dan degradasi guna menyeleksi atlet berprestasi.
Dari 115 atlet yang terdaftar, sebanyak 45 atlet dinyatakan terdegradasi. Sementara 70 atlet lainnya masih masuk dalam tim binaan NPCI untuk tahun 2025.
“Selain karena penurunan performa, ada juga yang dicoret karena pelanggaran indisipliner. Dan beberapa dari mereka bukan pertama kalinya melanggar,” ungkap Rouf.
Pihak NPCI menyayangkan adanya pihak yang menyebarkan video dan narasi negatif soal kondisi atlet NPCI di media sosial. Menurutnya, tindakan tersebut tidak etis dan cenderung memprovokasi.
“Sebelumnya ada juga yang memvideokan soal keluhan dan kondisi atlet di sini, lalu menggorengnya. Kami anggap itu tidak etis,” tegasnya.
Rouf menegaskan, NPCI tidak pernah membatasi ruang gerak atlet. Sebaliknya, pihaknya selalu berupaya memberikan yang terbaik untuk para atlet disabilitas.
“Bukan berarti kami membatasi atlet. Selama ini kami selalu memberikan yang terbaik untuk teman-teman atlet,” jelas Rouf.
Baca Juga: NPCI Bekasi Bantah Usir Atlet Disabilitas, Humas: Mereka Hanya Ambil Barang
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa pihak NPCI juga mengingatkan atlet untuk fokus menjalani pembinaan dan latihan demi mencapai prestasi, bukan terlibat pada hal-hal di luar dunia olahraga.
Soal pelanggaran disiplin, Rouf menegaskan sikap tegas NPCI berlaku untuk semua atlet, termasuk atlet senior maupun profesional.
“Kalau soal indisipliner, nggak ada toleransi. Kalau perlu langsung coret. Siapapun, baik atlet pemula maupun senior, kalau melanggar aturan pelatih dan pengurus, sudah nggak ada yang perlu diomongin,” ujarnya.
Rouf memastikan setiap keputusan yang diambil pengurus NPCI Bekasi sudah melalui pertimbangan matang serta konsultasi dengan pengurus NPCI Jawa Barat bahkan pusat.
Terkait isu penahanan gaji, Rouf juga membantah keras. Ia menjelaskan bahwa yang terjadi hanyalah keterlambatan pembayaran gaji selama beberapa hari, bukan penahanan.
“Untuk gaji itu, biasanya kami bayarkan setelah akhir bulan. Misalnya kerja bulan Mei, dibayar bulan Juni. Jadi bukan tidak dibayarkan,” ujarnya.
Ia memastikan hak para atlet tetap dipenuhi sesuai ketentuan. Bahkan, kata Rouf, setiap pemberian uang makan harian pun tercatat rapi dengan bukti dokumentasi.
“Kalau dibilang nggak dibayar, itu sangat salah. Kita punya bukti. Uang makan mereka pun ditandatangani, ada dokumentasi fotonya. Kadang keterlambatan itu yang digoreng, lalu dianggap nggak dibayar. Padahal nggak begitu,” jelasnya. (CR-3)