POSKOTA.CO.ID - TikTok telah bertransformasi dari sekadar platform hiburan menjadi mesin penghasil uang yang menjanjikan, khususnya bagi para Solopreneur kreatif.
Bagi mereka yang ingin menghasilkan cuan dari video pendek, TikTok adalah ladang subur yang patut digarap.
Namun, perlu diingat, kesuksesan di TikTok tidak semudah kelihatannya. Banyak Solopreneur yang terjun ke dunia content creator malah menghadapi kegagalan, bahkan membuat frustrasi para profesional berpengalaman.
Ambil contoh seorang sutradara video kenamaan di Taiwan. Ia mengutarakan jika kliennya mengeluh karena hasilnya terlalu bagus untuk video pendek. Mereka menginginkan banyak tarian serta natural seperti diambil hanya melalui ponsel.
Hal tersebut memunculkan pertanyaan krusial, mengapa video berkualitas tinggi yang dibuat profesional justru ditolak? Jawabannya terletak pada satu kata kunci, yaitu nativeness.
Pentingnya Nativeness di TikTok
Mengutip dari laman Bank Saqu, Nativeness adalah kunci utama yang membuat konten terasa orisinal, natural, dan 'asli' dalam ekosistem TikTok.
Semakin kuat nativeness sebuah konten, semakin audiens merasa memiliki kedekatan emosional.
Mengapa nativeness sangat penting? TikTok adalah platform yang sangat user-centric. Algoritmanya memprioritaskan konten berdasarkan engagement, bukan siapa yang membuatnya.
Baca Juga: Viral Polwan Live TikTok Nyanyi di Jam Kerja, Gak Terima Ditegur Netizen
Riset TikTok x Nielsen pada tahun 2021 mengonfirmasi hal ini, menunjukkan bahwa 63 persen pengguna lebih tertarik pada konten brand yang terasa asli dan relatable.