Hasyakyla Utami Pamer Luka Cakaran, Netizen Heboh: Kakak Adhisty Zara Alami Kekerasan? (Sumber: Instagram/@playitsafebabynews)

HIBURAN

Viral Foto Luka di Tubuh Hasyakyla, Kakak Zara Eks JKT48 Singgung Visum dan Trauma

Rabu 11 Jun 2025, 07:46 WIB

POSKOTA.CO.ID - Hasyakyla Utami atau lebih dikenal dengan nama Kyla, kakak kandung dari mantan anggota JKT48, Adhisty Zara, tengah menjadi sorotan publik.

Nama Kyla viral di berbagai platform media sosial seperti X (sebelumnya Twitter) dan Instagram, setelah ia memposting serangkaian foto yang menunjukkan luka cakaran di bagian lehernya.

Unggahan tersebut sontak menimbulkan dugaan kuat bahwa Kyla tengah mengalami tindak kekerasan, meski hingga kini ia belum mengungkapkan secara rinci siapa pelaku di balik insiden tersebut.

Fenomena ini bukan hanya menimbulkan empati dari warganet, tetapi juga membuka diskusi lebih luas terkait kekerasan dalam hubungan interpersonal, batas privasi figur publik, hingga dinamika peran media sosial dalam mengadvokasi isu personal yang sensitif.

Baca Juga: Harga Emas Pegadaian Hari Ini Rabu 11 Juni 2025: Galeri24, Antam, dan UBS Naik Tipis

Fenomena Viral: Postingan Luka dan Dugaan Kekerasan

Pada Senin, 9 Juni 2025, Hasyakyla Utami memposting foto yang memicu kepanikan dan empati dari publik. Dalam unggahan tersebut, terlihat luka cakaran di bagian lehernya.

Ia menyertakan narasi singkat yang menyebut: "visum jg lama2 sumpah", mengindikasikan bahwa ia tengah menempuh jalur hukum atau setidaknya ingin mengumpulkan bukti sah atas dugaan kekerasan yang dialaminya.

Cuitan itu diunggah melalui akun X miliknya @kelincigemas77 dan segera menjadi viral. Beberapa saat setelahnya, ia kembali mengunggah foto luka cakaran tambahan, kali ini lebih dalam dan berada di leher bagian bawah.

Kyla juga menyebutkan bahwa dirinya akan terus mengumpulkan bukti. Namun tak lama setelah menjadi viral, seluruh unggahan tersebut tidak lagi ditemukan di akunnya.

Fenomena ini membuka tanda tanya besar di kalangan publik: apakah Kyla benar-benar menjadi korban kekerasan? Siapa pelakunya? Dan apakah ia akan mengambil langkah hukum?

Kronologi Cuitan Lanjutan dan Curahan Hati

Pada hari berikutnya, Selasa, 10 Juni 2025, Kyla kembali mencuit. Kali ini bukan foto, melainkan curahan hati. Ia menuliskan bahwa dirinya merasa sangat lelah karena terus memberi makan ego seseorang yang ia sebut sebagai "anak kecil".

Dalam konteks ini, publik menduga Kyla tengah berbicara tentang seseorang yang menjalin hubungan dekat dengannya, namun tidak disebutkan secara spesifik siapa sosok tersebut.

Kyla juga mengonfirmasi bahwa luka cakaran yang ia alami terjadi sebanyak dua hingga tiga kali selama bulan Juni. Banyak warganet yang menunjukkan empati dan bahkan menyarankan agar Kyla membalas perlakuan pelaku atau menempuh jalur hukum.

Namun, Kyla memberikan tanggapan bijak. Ia menyatakan bahwa dirinya tidak ingin membalas tindakan kekerasan tersebut karena mempertimbangkan orang tuanya, terutama sang ibu.

Tanggapan ini menimbulkan gelombang simpati dan dukungan, sekaligus mengangkat diskusi soal beban emosional yang sering kali dialami oleh korban kekerasan yang masih memiliki ikatan emosional dengan pelaku atau keluarganya.

Reaksi Warganet dan Publik

Media sosial menjadi ruang utama bagi warganet untuk menyuarakan dukungan dan pendapat mereka. Sebagian besar komentar menyoroti pentingnya visum sebagai langkah hukum yang konkret.

Tak sedikit pula yang mengecam keras tindakan kekerasan yang dialami Kyla, terlepas dari siapapun pelakunya. Ada pula kelompok yang menyoroti sisi privasi Kyla, menyayangkan mengapa ia tidak melaporkan langsung ke pihak berwenang tanpa membagikannya ke media sosial terlebih dahulu.

Namun, tidak sedikit pula yang skeptis dan menganggap unggahan tersebut sekadar strategi untuk mendapatkan perhatian publik. Klaim seperti ini cukup umum muncul dalam fenomena viral yang menyangkut figur publik, dan sering kali memperkeruh keadaan mental korban.

Sikap netral namun waspada dari sebagian pengguna media sosial juga terlihat, di mana mereka menyarankan agar publik tidak menyimpulkan prematur sebelum fakta lengkap terungkap.

Privasi Figur Publik dan Eksploitasi Isu Pribadi

Kasus Kyla ini juga memunculkan perdebatan panjang tentang batas antara kehidupan pribadi selebritas dan hak publik untuk mengetahui. Sebagai kakak dari Adhisty Zara yang juga seorang figur publik dengan sejarah kontroversial tersendiri, sorotan media terhadap keluarga ini menjadi tidak terelakkan.

Namun perlu dicatat bahwa Kyla bukan lagi anggota aktif grup idola, dan tidak beroperasi di dunia hiburan mainstream. Dengan demikian, haknya atas privasi tetap harus dihormati, terutama dalam konteks peristiwa traumatis seperti dugaan kekerasan.

Baca Juga: Bikin Resah Warga, Polisi Hentikan Operasional Tempat Karaoke di Basement Plaza Ciputat Tangsel

Langkah Hukum: Perlindungan bagi Korban Kekerasan Non-KDRT

Dari sisi hukum, luka yang ditunjukkan Kyla dapat masuk ke dalam kategori tindak kekerasan fisik dalam hubungan interpersonal, meski bukan termasuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) bila tidak ada ikatan keluarga atau pernikahan.

Korban kekerasan memiliki hak untuk mengajukan laporan ke kepolisian, dan visum et repertum menjadi alat bukti penting dalam proses tersebut. Menurut Pasal 351 KUHP, penganiayaan ringan maupun berat tetap dapat diproses secara hukum, apalagi jika luka fisik terbukti nyata melalui visum.

Jika Kyla memutuskan untuk membawa kasus ini ke ranah hukum, maka perlindungan akan diberikan berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia. Pihak kepolisian dapat mengusut kasus ini sekalipun pelaku tidak diungkap langsung di publik.

Kasus viral yang menimpa Hasyakyla Utami membuka banyak lapisan diskusi: mulai dari kekerasan fisik, empati publik, privasi selebritas, hingga urgensi pendampingan hukum bagi korban kekerasan.

Meski belum diketahui secara pasti siapa pelaku kekerasan terhadap Kyla, langkah berani untuk membagikan pengalaman tersebut di ruang publik setidaknya telah membangkitkan kesadaran bahwa tindak kekerasan bisa terjadi pada siapa saja, bahkan kepada figur publik sekalipun.

Warganet, sebagai bagian dari masyarakat digital, diharapkan bijak dalam merespons isu-isu sensitif seperti ini. Dukungan, bukan spekulasi, adalah hal yang lebih dibutuhkan oleh korban kekerasan.

Tags:
Figur publik dan privasiVisum kekerasanViral media sosial X dan InstagramLuka cakaran leherKekerasan dalam hubunganKyla kakak Adhisty ZaraHasyakyla Utami

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor