Ilustrasi, aktivitas jual beli pembeli dan penjual di Pasar Tradisional kawasan Jakarta. (Poskota/Ahmad Tri Hawaari)

EKONOMI

Pasar Tradisional dan Modern di Jakarta Sepi, Ekonom: Daya Beli Masyarakat Memburuk

Rabu 11 Jun 2025, 19:50 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pasar-pasar di Jakarta, baik tradisional maupun modern, mengalami penurunan aktivitas berniaga yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir.

Salah satunya, Pasar Asemka di Jakarta Barat yang biasanya diserbu pengunjung menjelang tahun ajaran baru, kini nampak sepi. Pasar Asemka merupakan pusat belanja grosiran mainan anak hingga aksesoris.

Pengamat ekonomi, Ibrahim Assuaibi menilai, sepinya aktivitas berniaga Pasar Asemka mencerminkan penurunan daya beli masyarakat yang terus memburuk.

Hal ini dipicu oleh tingginya angka pengangguran yang membuat masyarakat kehilangan pendapatan. Akibatnya masyarakat lebih memprioritaskan kebutuhan primer.

Baca Juga: Daya Beli Masyarakat Terun, Omzet UMKM di Tangsel Anjlok

"Tidak hanya pasar-pasar modern, pasar tradisional di Jakarta juga terdampak buruknya daya beli masyarakat," ujar Ibrahim saat dihubungi Poskota, Rabu, 11 Juni 2025.

"Ini tidak hanya terjadi di kota besar seperti Jakarta, tetapi juga di kota-kota kecil," jelasnya.

Berdasarkan data IMF, tingkat pengangguran di Indonesia mengalami kenaikan hingga mencapai 5 persen.

Data ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan tingkat pengangguran tertinggi kedua di Asia setelah Filipina.

"Ini menunjukkan bahwa perputaran uang di masyarakat menurun, menyebabkan struktur ekonomi Indonesia semakin kontras," kata Ibrahim.

Ibrahim menyebut, menurunnya daya beli masyarakat di Jakarta juga tergambarkan dari perubahan pola dalam bertransportasi.

Kini masyarakat cenderung menggunakan transportasi umum, seperti TransJakarta dan Kereta Rel Listrik (KRL) yang jauh lebih murah karena subsidi.

Baca Juga: Daya Beli Masyarakat Rendah, Pedagang Pasar Badak Pandeglang Gulung Tikar

Misalnya, dengan menggunakan TransJakarta, penumpang hanya perlu membayar Rp3.500.

"Ini mengindikasikan bahwa masyarakat saat ini sedang mengencangkan ikat pinggang. Juga banyak masyarakat yang makan (menggunakan) tabungan untuk kebutuhan sehari-hari," beber Ibrahim.

Ibrahim meminta, Pemprov Jakarta dan Pemerintah Pusat segera memberikan solusi jangka panjang untuk membangkitkan daya beli masyarakat.

Menurutnya, pemberian stimulas, seperti bantuan sosial (Bansos) hanya tindakan yang dampaknya sementara.

Tags:
PHKpengangguranIbrahim AssuaibiDaya Beli Turun

Ali Mansur

Reporter

Mohamad Taufik

Editor