“Partai itu berubah menjadi partai oligarki, dari awal saya menduga itu partai yang disiapkan untuk kalangan pendukung Jokowi,”
Rocky memprediksi posisi Jokowi di PSI kemungkinan besar akan berbentuk sebagai Ketua Dewan Pembina, dengan Kaesang tetap menjabat sebagai Ketua Umum dan Gibran berperan dalam memperkuat posisi dinasti politik keluarga.
Hersubeno menyoroti bahwa pengumuman keterlibatan Jokowi dalam PSI terjadi di tengah meningkatnya tekanan terhadapnya, termasuk isu dugaan ijazah palsu dan desakan pemakzulan terhadap putranya, Gibran Rakabuming Raka.
Rocky melihat keterlibatan Jokowi di PSI sebagai bentuk strategi pertahanan politik pribadi. “Jokowi ingin bikin partai politik atau membesarkan PSI itu semacam reaksi defensif beliau, atau semacam mekanisme pertahanan diri,” katanya.
Ia menambahkan bahwa hubungan antara Jokowi dan Presiden terpilih Prabowo Subianto saat ini terkesan merenggang. “Kehadiran Pak Jokowi dalam politik makin lama dicitrakan sebagai oportunisme. Sementara Pak Prabowo lebih dekat dengan Ibu Mega,”
Rocky juga menilai, keterlibatan Jokowi dalam PSI bisa dilihat sebagai reaksi atas potensi risiko hukum yang mengancam dirinya. “Jebakan-jebakan politik bisa menyeret Jokowi ke meja pengadilan,” ujarnya.