BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Kasus pencabulan dengan pelaku anak di bawah umur terjadi di Bekasi, Jawa Barat.
Ironisnya, pelaku yang masih duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar (SD) itu diduga telah melakukan perbuatan sodomi kepada empat orang temannya.
Kejadian ini dilaporkan ke Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi, sejak sepekan lalu.
"Kejadian ini terjadi sebulan lalu. Korbannya diduga ada empat orang tapi yang speak up baru dua, usia korban enam tahun dan lima tahun," ujar Ketua KPAD Kota Bekasi, Novrian, kepada awak media, Senin, 9 Juni 2025.
Baca Juga: Deretan Kontroversi Gofar Hilman, Mulai dari Tidur dengan 100 Wanita hingga Dugaan Pelecehan Seksual
Novrian menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan awal, pelaku diduga melakukan pencabulan karena terpapar konten pornografi serta pernah menjadi korban pelecehan seksual sebelumnya.
Pelaku anak juga mengakui perbuatannya yang telah melakukan pelecehan seksual kepada sejumlah temannya.
Ironisnya lagi, pelaku mengaku merasakan sensasi yang berbeda saat melakukan pencabulan atau sodomi terhadap orang lain.
Faktanya, pelaku juga mengaku pernah menjadi korban pelecehan seksual sebelumnya. Ditambah yang bersangkutan juga sering menonton film-film porno.
Namun, Novrian tidak menyampaikan kapan dan siapa seseorang yang pernah mencabuli pelaku sebelumnya.
Baca Juga: Viral! Dugaan Pelecehan Seksual oleh Kakek Penjual Bakso terhadap Anak-Anak Terjadi di Subang
"Karena pernah menjadi korban dan merasa ada sensasi yang berbeda saat melakukan itu. Dia juga sering nonton film porno," kata Novrian.
Pelaku Dalam Pengawasan Orang Tua
Kendati demikian, Novrian menegaskan, pihaknya lebih mengutamakan pendekatan rehabilitasi dibanding pidana. Apalagi pelaku sendiri masih berusia di bawah 12 tahun.
Sehingga baik korban maupun pelaku merupakan anak yang harus dilindungi. Saat ini pelaku masih berada di rumahnya dalam pengawasan orang tua.
"Sementara ini masih berada di orang tuanya. Namun jika dalam assessment orang tua dinilai kurang cakap menangani anaknya, tentu akan dididik negara dalam hal ini dinas sosial," ucap Novrian.