Kawah Gunung Tangkuban Parahu, Kabupaten Bandung Barat. (Sumber: Poskota/Gatot Poedji Utomo)

Daerah

Erupsi Freatik Potensial Terjadi di Gunung Tangkuban Parahu, Ini Alasannya

Minggu 08 Jun 2025, 19:49 WIB

BANDUNG BARAT, POSKOTA.CO.ID - Anggota Masyarakat Geografi Nasional Indonesia dari Kelompok Riset Cekungan Bandung, menyatakan potensi erupsi atau letusan freatik pada Gunung Tangkuban Parahu sangat mungkin terjadi, mengingat adanya dua faktor utama yang saling terkait.

Pertama, tingginya intensitas hujan di kawasan Gunung Tangkuban Parahu, menyebabkan air tanah tersimpan dalam jumlah cukup besar di dalam tubuh gunung.

Sementara yang kedua, adanya panas dari dapur magma yang bersentuhan dengan air tanah dapat memicu pembentukan uap bertekanan tinggi.

"Apabila uap panas itu tidak tersalurkan dengan baik maka, tekanannya bisa menyebabkan letusan erupsi freatik," kata T Bachtiar, Anggota Masyarakat Geografi Nasional Indonesia.

Baca Juga: Tekanan dari Dalam Gunung Tangkuban Parahu Meningkat, Warga Diminta Waspada

Dia menambahkan, letusan erupsi freatik berbeda dengan magmatik sebab, tidak melulu diawali dengan sinyal gempa besar. Itu yang mengakibatkan gempa tersebut lebih sulit diprediksi.

Menurutnya, kenaikan aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu dalam beberapa hari terakhir ini memicu kekhawatiran akan potensi terjadinya erupsi freatik.

“Dengan kondisi itu, langkah-langkah mitigasi yang sistematis dan antisipatif untuk melindungi masyarakat sangat penting disiapkan,” ucapnya.

mengenai kesiapsiagaan bencana tersebut, Ia menekankan bahwa perlunya kesiapsiagaan dari pemerintah daerah maupun instansi terkait dalam menghadapi skenario terburuk.

“Langkah pertama yang harus diambil adalah memberikan penjelasan praktis yang mudah dipahami oleh masyarakat di sekitar Tangkuban Parahu. Perlu penjelasan mengenai potensi bahaya dan tindakan yang harus dilakukan jika terjadi letusan,” ujarnya.

Selain itu, pemerintah harus sudah menetapkan titik-titik lokasi pengungsian yang aman sebelum letusan terjadi. Dalam hal kesiapsiagaan ini, lanjut dia, mencakup personel, logistik, layanan kesehatan, serta kebutuhan dasar seperti air bersih.

“Jadi, kalau letusan tak terjadi, semua itu tetap bisa digunakan untuk keperluan lain oleh dinas-dinas terkait, dengan begitu tidak sia-sia," katanya.

Sejauh ini, dia menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan antara keselamatan masyarakat dan keberlangsungan sektor ekonomi seperti pariwisata, pertanian, dan peternakan di kawasan tersebut.

Baca Juga: Aktivitas Gunung Tangkuban Parahu Bertambah 270 Kali, Penyebab Sedang Diteliti

“Jika status gunung sudah ditingkatkan menjadi berbahaya maka, segala aktivitas ekonomi di zona terdampak harus dihentikan tanpa kompromi. Keselamatan warga menjadi prioritas mutlak," ungkapnya.

Tak hanya itu, pihaknya pun menyarankan agar dibangun kandang komunal di sekitar lokasi pengungsian untuk menampung ternak milik warga yang mengungsi.

Menurutnya, pembangunan fasilitas semacam ini sangat penting untuk menenangkan para pemilik ternak agar tidak kembali ke zona bahaya hanya untuk memeriksa kondisi hewan mereka.

"Perlu pencegahan juga agar warga tidak bolak-balik ke daerah rawan sebab, sangat berbahaya dan bisa fatal akibatnya," ujarnya.

Perlu Mitigasi Bencana

Dia menambahkan, selama ini kawasan Gunung Tangkuban Parahu menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Barat. Akan tetapi, memerlukan pendekatan mitigasi yang tidak hanya bersifat teknis, tapi juga sosial dan ekonomi.

“Edukasi kepada masyarakat menjadi bagian penting dalam strategi kesiapsiagaan menghadapi bencana,” ucapnya.

Untuk diketahui, erupsi freatik, meski tidak sebesar erupsi magmatik namun, tetap memiliki dampak serius terhadap manusia dan lingkungan.

Abu vulkanik, lontaran material, dan gas beracun bisa membahayakan jiwa dalam waktu singkat. Oleh karena itu, kesigapan semua pihak dalam menghadapi potensi ini sangatlah krusial.

Langkah-langkah yang disebutkan oleh Anggota Masyarakat Geografi Nasional Indonesia dari Kelompok Riset Cekungan Bandung menunjukkan bahwa, mitigasi bencana bukan hanya tanggung jawab pemerintah tapi, membutuhkan keterlibatan aktif masyarakat, akademisi dan sektor swasta.

“Dengan kerja sama yang kuat, risiko bencana dapat ditekan seminimal mungkin, dan Tangkuban Parahu tetap menjadi kawasan yang lestari sekaligus aman,” tandasnya.

Tags:
Erupsi Gunung Tangkuban ParahuAktivitas Gunung Tangkuban Parahu MeningkatGunung Tangkuban Parahu

Gatot Poedji Utomo

Reporter

Mohamad Taufik

Editor