PURWAKARTA - Tangis Ratna Nurlaelasari, 43 tahun, pecah setelah saat mendapat kabar suaminya, Rahmat, tewas ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) saat bekerja di Kabupaten Jayawijaya, Papua.
Ratna syok dan sangat terpukul mendengar informasi tersebut. Diungkapkannya setiap hari, ia selalu berkomunikasi dengan sang sumi. Namun, hari ini sulit dihubungi.
Hingga dia dihubungi oleh seorang pria yang memberitahu bahwa suaminya, Rahmat dan Saepudi, rekan kerjanya yang juga berasal dari Purwakarta, tewas ditembak KKB.
"Saat ini jenazahnya telah di rumah sakit dan selesai dipulasara. Saya harap ibu tegar dan tetap tenang," ucap pria tersebut ditirukan Ratna kepada awak media, Rabu sore, 4 Juni 2025.
Baca Juga: Dua Pekerja Bangunan asal Purwakarta Tewas Ditembak KKB di Distrik Asotipo Papua
Atas peristiwa yang menimpa suami, Ratna kini menghadapi kenyataan pahit, harus menjadi orang tua tunggal dalam membesarkan dua anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
"Anak saya tiga, yang pertama sudah dewasa, sudah bisa bekerja sendiri, terus yang dua masih kecil. Satu kelas satu SD, satu kelas enam. Sekarang saya harus gimana? Suami saya tulang punggung keluarga," katanya.
Ia juga meminta agar hak-hak suaminya, termasuk sisa gaji dan tunjangan, bisa segera diselesaikan oleh pihak terkait.
“Tolong sisa-sisa gaji suami saya dibayarkan. Buat kebutuhan anak-anak saya, buat hidup ke depan. Saya enggak kerja, kami hidup dari kerja keras suami saya di sana,” pungkasnya.
Tewas Ditembak saat Bangun Gereja
Diberitakan sebelumnya, dua orang warga Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, tewas ditembak KKB pimpinan Egianus Kogoya pada Rabu, 4 Juni 2025.
Kabar tewasnya dua warga Purwakarta yang merantau ke Papua untuk bekerja menjadi kuli bangunan itu, diterima pihak keluarga pada Rabu sore.