Usai membunuh Petry dengan cara dicekik, Wadison membuat alibi seolah-olah ia dirampok dengan cara membuang perhiasan milik isterinya dan sempat berusaha bunuh diri dengan cara menutup kepala dengan kantong plastik dan menutupnya lagi dengan karung.
Mengenai motif pembunuhan tersebut, Toni mengatakan Wadison gelap mata karena konflik perselingkuhannya kembali diungkit oleh Petry. Permasalahan itu bukan hal yang baru dan keduanya sudah sempat beberapa kali cekcok.
"Kembali ke cerita lama adanya perselingkuhan karena mereka sudah pernah bertengkar karena perempuan itu," ucap dia.
Baca Juga: Pegawainya Bunuh Diri Lompat dari Atas Gedung, Begini Kata Bank Indonesia
Diberitakan sebelumnya, perampokan disertai pembunuhan sadis terjadi di Komplek Puri Anggrek, Kelurahan Teritih, Kecamatan Walantaka, Kota Serang terjadi pada Minggu, 1 Juni 2025 dini hari.
Pemilik rumah, Petry Sihombing ditemukan tewas dalam kondisi terikat, sedangkan suaminya Wadison Pasaribu ditemukan terikat di dalam karung.
Peristiwa itu pertama kali diketahui oleh tetangga korban bernama Jansen, yang mendengar teriakan dua anak kecil yaitu Maisen Pasaribu, 7 tahun, dan Devano Pasaribu, 5, di depan rumahnya.
Jansen kemudian memberanikan diri masuk ke dalam. Saat diperiksa, rumah korban sudah dalam kondisi berantakan. Selain itu, korban Petry Sihombing sudah dalam posisi tertelungkup, dengan tangan terikat di dalam kamarnya, dan Wadison Pasaribu di dalam karung.
Melihat peristiwa yang mengerikan itu, Jansen meminta pertolongan warga lain untuk membantu pasutri tersebut. Namun korban Berty sudah meninggal dunia, sementara Wadison yang berada di dalam karung masih dalam keadaan hidup, dan dibawa ke Rumah Sakit Sari Asih.