BANDUNG BARAT, POSKOTA.CO.ID - Badan Geologi mencatat 134 kali gempa low frequency yang dipicu aktivitas vulkanik di Gunung Tangkuban Parahu. Demikian diungkapkan Ketua Tim Mitigasi Gunung Api Badan Geologi, Heruningtyas.
Hal itu disampaikan Heruningtyas pada Selasa, 3 Juni 2025, usai meninjau lokasi di area kawah Gunung Tangkuban Parahu, yang secara administratif berada di dua wilayah, yakni Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Subang.
Kondisi terkini di kawah Gunung Tangkuban Parahu, kata Heruningtyas, terjadi peningkatan jumlah gempa vulkanik dan emisi gas dari kawah utama.
Gunung terlihat jelas hingga tertutup kabut dengan level 0-III. Asap kawah utama teramati berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang.
Baca Juga: Aktivitas Vulkanik Gunung Tangkuban Parahu Meningkat, Masyarakat Diimbau Waspada
Kendati begitu, kata dia, tinggi asap belum dapat diamati. Cuaca di sekitar kawasan cenderung cerah hingga mendung, dengan arah angin lemah hingga sedang bertiup ke timur dan barat daya.
"Pengamatan kegempaan mencatat 13 kali gempa embusan dengan amplitudo 1,5–10 mm dan durasi 30–50 detik," kata Ningtiyas, sapaan Heruningtyas.
Selain itu, lanjut dia, tercatat 134 kali gempa low frequency dengan amplitudo 1,5–12 mm dan durasi 10–29 detik. Bahkan, terdapat pula tiga kali gempa vulkanik dangkal berdurasi 6–8 detik.
Dia menegaskan, kondisi tersebut menunjukkan dinamika yang meningkat di tubuh gunung. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak turun ke dasar Kawah Ratu maupun Kawah Upas, serta tidak berlama-lama di kawasan kawah aktif.
"Apabila ada peningkatan intensitas asap atau tercium bau gas menyengat, diharapkan segera tinggalkan area kawah untuk menghindari potensi bahaya gas beracun atau erupsi freatik," imbaunya.
Tak hanya itu, pihaknya pun mengingatkan agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap konsentrasi gas vulkanik yang dapat meningkat secara tiba-tiba dan berdampak pada kesehatan.
"Letusan freatik bisa terjadi mendadak tanpa gejala awal yang mencolok," ucapnya.
Meski begitu, Heruningtyas meminta masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh isu-isu yang belum dapat dipastikan kebenarannya.
"Kami menyarankan agar warga mengikuti perkembangan resmi dari BPBD setempat dan selalu menaati arahan petugas," tuturnya.
Warga Subang Waswas
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Subang, mengkonfirmasi ke Badan Geologi terkait kondisi terkini.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Subang, Udin Jazudin, mengatakan, masyarakat Subang khawatir dengan peningkatan aktivitas Gunung Tangkuban Parahu.
Apalagi, berbagai potongan video di media sosial, seperti TikTok yang belum jelas kebenarannya beredar luas dan membuat warga khawatir, sehingga pihaknya perlu mengecek dan memberikan informasi yang valid.
"Setelah ditinjau ke lokasi, masyarakat khususnya Kabupaten Subang dan sekitarnya, jangan mudah mengadopsi informasi yang tersebar dan belum tentu kebenarannya," kata Udin.
Dia menambahkan, kondisi saat ini area wisata di kawah masih bisa dikunjungi namun tetap perlu kewaspadaan.
"Pengunjung memang masih ada, bahkan ada beberapa bus yang datang ke lokasi kawah. Tapi kami tetap mengimbau, baik bagi wisatawan maupun pengelola harus saling menjaga serta waspada terhadap potensi yang bisa terjadi secara tiba-tiba," tandasnya.