Kisah Taryana, korban selamat longsor tambang batu di Cirebon. (Sumber: Istimewa)

Daerah

Taryana Selamat dari Longsor Gunung Kuda Cirebon, Kisah Nyata dari Lubang Kematian

Senin 02 Jun 2025, 13:25 WIB

POSKOTA.CO.ID - Tanggal 30 Mei 2025 menjadi hari kelam bagi masyarakat Cirebon, khususnya para pekerja tambang di kawasan Gunung Kuda.

Bencana longsor besar melanda area pertambangan yang aktif di lokasi tersebut, menewaskan sedikitnya 17 orang dan melukai sejumlah lainnya.

Salah satu korban selamat, Taryana (45), menjadi saksi hidup dari tragedi yang mengguncang Jawa Barat ini.

Dalam kesempatan khusus, Taryana menceritakan pengalamannya langsung kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Baca Juga: Anak Korban Longsor Gunung Kuda Bertemu Dedi Mulyadi, Inilah Bantuan yang Mereka Terima

Dalam pertemuan yang penuh emosi tersebut, Taryana mengungkap bagaimana ia berhasil bertahan hidup saat tertimbun longsoran tanah selama hampir setengah jam.

"Saat tanah mulai bergeser dan menimbun, saya buru-buru masuk ke dalam mobil," ucap Taryana sebagaimana dilansir dari akun Instagram resmi @dedimulyadi71.

Dalam suasana gelap dan penuh kepanikan, ia sempat berpikir bahwa maut sudah di ambang pintu. Namun naluri bertahan hidup membuatnya tidak menyerah.

Ia menghubungi temannya lewat telepon, memberi tahu bahwa ia masih hidup dan membutuhkan pertolongan segera.

Baca Juga: Lapuk Dimakan Usia, Plafon Ruang Kelas SDN Cikayas 3 Pandeglang Ambruk

"Saya telepon teman saya dan bilang, saya masih hidup. Tolong saya," ujarnya lirih.

Upaya penyelamatan pun dilakukan oleh rekan-rekannya di lokasi tambang. Mereka berusaha menggunakan dongkrak mobil untuk mengangkat tanah, namun gagal.

Akhirnya, dengan peralatan seadanya, termasuk pipa besi manual, Taryana berhasil ditarik keluar dari timbunan tanah.

"Saya terjepit pak, tapi alhamdulillah selamat," katanya dengan nada penuh rasa syukur kepada Dedi Mulyadi.

Baca Juga: DPRD Pandeglang Buka Suara soal Pengadaan Laptop Rp800 Juta di Disdikpora

Taryana kini menjadi simbol harapan dan keberanian di tengah tragedi yang menyisakan duka mendalam.

Banyak warganet yang memberikan dukungan dan doa kepadanya melalui media sosial. Salah satunya menulis,

"Alhamdulillah bapak masih diselamatkan Gusti Allah," ujar akun @mmadesi09.

"Saya ingat mobil kredit. Nyawa hampir jadi taruhan tapi masih ingat cicilan. Sehat selalu pak," tulis akun @lusy_seftiawan.

Tragedi ini tidak hanya menggugah rasa kemanusiaan publik, tetapi juga membangkitkan keprihatinan terhadap regulasi tambang di kawasan rawan bencana.

Dalam beberapa waktu terakhir, Gubernur Dedi Mulyadi memang dikenal vokal dalam menyikapi aktivitas tambang ilegal maupun legal yang tidak memenuhi standar keselamatan kerja dan lingkungan.

Bahkan, pascatragedi ini, Dedi Mulyadi mencabut izin sejumlah tambang yang dinilai membahayakan masyarakat sekitar.

Salah satu pengelola tambang diketahui terkait dengan sebuah pondok pesantren, menambah kompleksitas persoalan antara ekonomi, agama, dan keselamatan publik.

"Tidak boleh ada lagi nyawa rakyat yang dipertaruhkan demi keuntungan segelintir orang," tegas Dedi dalam pernyataan persnya.

Tragedi Gunung Kuda memberi pelajaran besar akan pentingnya mitigasi bencana di sektor pertambangan.

Teknologi, edukasi, dan penegakan hukum harus berjalan beriringan demi mencegah jatuhnya korban lebih lanjut.

Sebagai masyarakat, kita pun dituntut untuk lebih sadar akan pentingnya tata kelola sumber daya alam yang berkelanjutan.

Keberanian Taryana untuk bertahan hidup tidak hanya menyelamatkan nyawanya, tetapi juga menyuarakan harapan agar tak ada lagi korban yang harus mengalami nasib serupa.

Tags:
izin tambang dicabuttambang ilegalTaryana korban selamat longsor CirebonDedi Mulyadilongsor tambang CirebonTragedi Gunung Kuda

Muhammad Faiz Sultan

Reporter

Muhammad Faiz Sultan

Editor