Banyak pihak yang mudah menghakimi dengan mengatakan, "Utang ya harus dibayar, apapun alasannya."
Namun, mereka yang berbicara seperti itu mungkin belum pernah benar-benar berada dalam posisi kritis secara finansial.
Artikel ini ditujukan untuk mereka yang berjuang, bukan menyerah. Mereka yang ingin bangkit dari lilitan utang dengan bermartabat.
Baca Juga: 4 Bahaya Pakai Pinjol Ilegal yang Perlu Diketahui
Bukan Sekadar Teknik, tapi Kekuatan Mental
Alih-alih mencari cara teknis seperti menghapus aplikasi pinjol, mengganti nomor ponsel, atau menghindari penagih, kunci sesungguhnya terletak pada kesiapan mental.
"Yang paling penting adalah isi kepala dan mental kalian," ujar Hendra.
Ia menekankan bahwa kekuatan berpikir jernih dan mentalitas tangguh jauh lebih penting daripada strategi menghindar.
Berhadapan dengan penagih utang bisa menjadi pengalaman yang mengganggu emosional.
Namun, dengan mental yang kuat dan kemampuan mengelola emosi, kita bisa memutus siklus ketakutan dan bergerak ke arah solusi.
Langkah-langkah seperti mencatat jumlah total utang, memprioritaskan pembayaran, serta berkomunikasi secara terbuka dengan pihak terkait, lebih efektif jika dilakukan dalam keadaan mental yang stabil.
Yakin Dulu, Baru Ikhtiar
Hendra juga menyoroti pentingnya aspek spiritual dalam menghadapi tekanan utang. Banyak orang yang merasa putus asa, padahal secara spiritual mereka masih memiliki pegangan.
"Pasrah, ikhlas, berdoa, dan serahkan semua pada Tuhan. Itu paling penting dan tidak bisa diremehkan," tegasnya.