PSI Tolak Rencana Pulau Kucing di Kepulauan Seribu, Dinilai Ganggu Ekosistem

Selasa 27 Mei 2025, 11:48 WIB
Anggota Komisi B DPRD Jakarta dari Fraksi PSI, Francine Widjojo, menolak rencana Pemprov Jakarta membuat Pulau Kucing di Kepulauan Seribu. Ia pun mendesak pemerintah daerah membatalkan wacana tersebut. (Sumber: Dok. Pribadi)

Anggota Komisi B DPRD Jakarta dari Fraksi PSI, Francine Widjojo, menolak rencana Pemprov Jakarta membuat Pulau Kucing di Kepulauan Seribu. Ia pun mendesak pemerintah daerah membatalkan wacana tersebut. (Sumber: Dok. Pribadi)

JAKARTA, POSKOTA.CO.IDPartai Solidaritas Indonesia (PSI) menolak rencana Pemprov Jakarta yang ingin membuat Pulau Kucing di Kepulauan Seribu.

Penolakan disampaikan anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, Francine Widjojo.

"Rencana ini dinilai berisiko mengganggu ekosistem di sana, terutama di Pulau Tidung Kecil yang akan digunakan sebagai lokasi pulau tematik kucing," ujar Francine kepada Poskota, Selasa, 27 Mei 2025.

Francine yang juga dikenal sebagai pegiat kesejahteraan hewan menyoroti potensi ancaman terhadap satwa liar di pulau tersebut, khususnya burung.

Baca Juga: Pemprov Jakarta Luncurkan Layanan Mobil Kesehatan Hewan Mulai 2026

"Kucing adalah predator alami bagi satwa liar, terutama burung. Padahal, pada 2019 Dinas KPKP Jakarta pernah melepasliarkan burung kutilang di Pulau Tidung Kecil untuk konservasi," ujarnya.

Ia menilai pemindahan kucing dalam jumlah besar justru menimbulkan persoalan baru, baik bagi lingkungan maupun dari sisi anggaran.

“Memindahkan kucing bukan solusi. Mereka perlu dirawat seumur hidup. Apalagi Jakarta baru punya satu pusat kesehatan hewan, pasti akan terbebani kalau ada pulau kucing ini,” kata Francine.

PSI mengusulkan agar rencana tersebut dialihkan ke program yang lebih strategis dan berkelanjutan, seperti sterilisasi hewan jalanan dan penambahan pusat kesehatan hewan, sesuai amanat Permentan No. 64 Tahun 2007.

Baca Juga: Hari Penyu Sedunia Diperingati Tiap 23 Mei, Berikut Sejarah dan Jenis Hewannya

“Dengan pendekatan ini, Jakarta akan lebih siap menjadi kota global yang benar-benar ramah hewan dan ekosistem,” ujarnya.


Berita Terkait


News Update