POSKOTA.CO.ID – Celeste Anastasia akhir-akhir ini mencuri perhatian netizen berkat video yang menampilkan dirinya menggunakan pengawalan patwal polisi.
Kejadian ini viral karena banyak yang mempertanyakan etika penggunaan fasilitas negara untuk keperluan non-darurat, yakni untuk menghadiri janji perawatan kuku alias nail art.
Oleh karena itu, simak terus artikel ini sampai tuntas untuk mengetahui informasi selengkapnya.
Viral karena Pakai Patwal demi Janji Nail Art
Insiden bermula ketika sebuah video diunggah ke platform media sosial, dimana terlihat Celeste didampingi oleh kendaraan patwal saat melaju di jalan raya.
Yang menarik, di balik pengawalan tersebut tercantum keterangan “telat nail appointment” di akun Instagram miliknya.
Unggahan ini segera memicu gelombang kritik dan perdebatan di kalangan pengguna media sosial, yang menilai bahwa fasilitas negara seharusnya diperuntukkan bagi situasi darurat, bukan untuk kepentingan pribadi.
Baca Juga: Apa Arti Rage Bait? Viral Usai Konten TikTok Bigmo Muhammad Jannah Soal Surabaya Kota Ter-L
Siapa Sebenarnya Celeste Anastasia?
Hingga saat ini, identitas lengkap Celeste Anastasia belum dikonfirmasi secara resmi.
Namun, beberapa petunjuk mulai muncul dari oziran bahwa dirinya memiliki hubungan dengan dunia selebriti.
Dugaan yang berkembang adalah bahwa Celeste merupakan bagian dari lingkaran pribadi Hotman Paris, pengacara kondang yang identik dengan gaya hidup glamor.
Indikasi tersebut diperkuat oleh fakta bahwa akun Instagram miliknya (@celeste_natt) pernah terhubung dengan akun resmi Hotman Paris, sehingga menimbulkan spekulasi mengenai peranannya sebagai asisten pribadi (aspri).
Gaya Hidup Mewah dan Sorotan Publik
Sebelum video viral tersebut, Celeste sering kali tampil di berbagai acara sosial dan eksklusif.
Unggahan media sosialnya menampilkan sisi glamor dengan gaya hidup mewah, mulai dari berpesta di tempat hiburan malam hingga hadir di event-event bergengsi.
Namun, pasca kejadian viral, akun Instagramnya langsung dikunci dan foto profil diubah sedemikian rupa agar identitasnya lebih tersamarkan.
Langkah ini diduga sebagai upaya untuk mengurangi eksposur publik dan mengantisipasi gelombang reaksi yang muncul akibat kontroversinya.
