Lapak sapi kurban Kamaludin di Jalan Teluk Pucung, Harapan Baru, Bekasi Timur, Kota Bekasi tampak lengang karena sebagian hewan sudah laku terjual, Senin, 19 Mei 2025. (Sumber: Poskota/Nurpini Aulia Rapika)

JAKARTA RAYA

Belum Sebulan Jualan, Pedagang Sapi Asal Bima Ini Raup Ratusan Juta di Bekasi

Senin 19 Mei 2025, 15:15 WIB

BEKASI, POSKOTA.CO.IDPedagang sapi kurban asal Bima, Nusa Tenggara Barat, Kamaludin, 40 tahun, sukses meraup omzet hingga ratusan juta rupiah dalam waktu kurang dari sebulan di lokasi barunya di Jalan Teluk Pucung, Kelurahan Harapan Baru, Bekasi Utara, Kota Bekasi.

“Kami sudah belasan tahun jualan hewan ternak. Lama di Bogor 12 tahun, di Keranggan 3 tahun. Sekarang baru pertama kali di Teluk Pucung. Alhamdulillah, omzetnya sangat tinggi di sini,” ujar Kamal saat ditemui di lapaknya, Senin, 19 Mei 2025.

Kamal membawa 56 ekor sapi langsung dari Bima. Dalam waktu 25 hari, ia berhasil menjual 33 ekor. Sisanya masih menanti pembeli menjelang Idul Adha.

“Karena di sini kan bisa dibilang pasarnya hewan kurban Bekasi. Jadi penjualan juga sangat tinggi,” ucapnya.

Baca Juga: Pedagang Sapi Kurban di Depok Waspadai PMK, Permintaan Tetap Tinggi

Harga jual sapi berkisar antara Rp13 juta hingga Rp25 juta per ekor. Jika mampu menjual 50 ekor, Kamal memperkirakan bisa mengantongi keuntungan bersih Rp200 hingga Rp300 juta. Sementara omzet kotor ditaksir mencapai Rp1–2 miliar.

“Kalau kita bisa jual 50 ekor, dengan keuntungan per ekor Rp4 sampai Rp5 juta, ya bisa Rp200 sampai Rp300 juta. Itu bersih,” jelasnya.

Kamal juga menyebut masa pandemi justru menjadi momen paling menguntungkan dalam berdagang hewan kurban.

“Waktu pandemi 2021 itu malah paling tinggi penjualannya. Stok terbatas, tapi permintaan tinggi. Ibaratnya, meskipun kambing dibungkusin kulit sapi tetap laku,” katanya.

Untuk memperluas jangkauan pembeli, Kamal membuka sistem reseller. Setiap orang yang membawa pembeli akan mendapat komisi Rp500 ribu hingga Rp1 juta.

Baca Juga: Disnakkan Bogor Periksa Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 2025

“Harga termurah sapi sekarang Rp13 juta. Yang paling banyak dicari justru yang di atas Rp20 juta, biasanya untuk patungan kelompok,” tambahnya.

Sekitar 80 persen konsumen Kamal merupakan kelompok warga yang iuran bersama untuk membeli satu ekor sapi.

“Sekarang banyak yang patungan, tujuh orang untuk satu sapi. Kita sediakan harga ekonomis. Warga bisa patungan mulai dari Rp2 juta sampai Rp3 juta,” ujarnya.

Menjelang Idul Adha, Kamal dan rekan-rekannya memperketat penjagaan di lapak untuk mengantisipasi pencurian. Penjagaan dilakukan secara bergiliran setiap malam.

“Semuanya bikin jadwal jaga malam secara bergantian,” ucapnya.

Kamal memastikan seluruh sapi yang dijual telah divaksin dan menjalani pemeriksaan kesehatan dari Dinas Peternakan Kota Bima sebelum dikirim ke Bekasi.

“Sebelum dikirim, ada pengambilan sampel darah, dicek kesehatannya, baru keluar sertifikat karantina. Jadi aman. Tapi dari Pemkot Bekasi, sampai sekarang belum ada pemeriksaan,” jelasnya.

Ia juga bersyukur bisa berdagang di lahan kosong milik pemerintah daerah.

“Kami sangat berterima kasih kepada Pemkot Bekasi karena kami bisa leluasa berjualan di lahan kosong kota ini,” ungkapnya.

Baca Juga: Fakta Menarik Sapi Simmental, Hewan Kurban Pilihan Presiden Prabowo sebagai Kurban Idul Adha 1446 H

Meski penjualan cukup lancar, Kamal mengaku krisis ekonomi tetap berdampak. Banyak pedagang mengeluhkan stok yang belum terjual.

“Biasanya sisa stok tinggal 20 persen, sekarang bisa sampai 50 persen. Artinya daya beli menurun. Ditambah persaingan calo makin banyak, jadi kita harus turunkan harga supaya calo bisa jual lagi,” katanya.

Dengan pengalaman panjang, Kamal berharap semangat berkurban di masyarakat tetap tinggi, meski tantangan ekonomi kian berat. (cr-3)

Tags:
Idul AdhaBimaBekasisapi kurbanomzetPedagang

Tim Poskota

Reporter

Fani Ferdiansyah

Editor