Obrolan Warteg: Guyonan Politik (Sumber: Poskota/Arif Setiadi)

Nah Ini Dia

Obrolan Warteg: Guyonan Politik

Sabtu 17 Mei 2025, 07:01 WIB

Candaan atau guyonan itu hal biasa dalam pergaulan di mana saja, kapan saja, oleh siapa saja. Yang terpenting harus selalu diikuti etika dan tata krama.

Nah, soal etika itu kita harus tahu situasi. Ini kembali kepada di mana kita berada, dengan siapa dan kapan kita bercanda. Lantas bagaimana pula dengan guyonan politik?

“Jadi tema obrolan akhir pekan kita kali ini soal guyonan alias candaan ya,” kata bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.

“Etika menjadi perlu karena dalam candaan kadang tanpa sadar terselip pujian dan sindiran,” tambah Yudi.

“Itu yang senantiasa perlu dijaga agar tidak menimbulkan ketersinggungan, meski yang namanya guyonan berarti hal yang tidak serius, sebatas menciptakan suasana yang ceria dan bahagia,” kata mas Bro.

“Berarti masing – masing perlu menahan diri tidak melontarkan kata yang bernada sindiran, terlebih cacian ya,” kata Yudi.

“Kalau pun tersentil, ya jangan dimasukin ke dalam hati, namanya juga guyonan,” kata mas Bro.

“Nah, kalau guyonan politik gimana. Seperti guyonan Ketum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia yang menggoda Wagub Jatim, Emil Dardak bergabung ke partai berlambang pohon beringin itu?,” tanya Yudi.

“Kan, sudah dijelaskan kalau yang dikatakan Ketum Golkar itu guyonan atau gurauan semata,” kata Heri.

Seperti diberitakan, Ketum Golkar, Bahlil Lahadalia mengklarifikasi bahwa dirinya tidak pernah mengajak Emil Dardak yang merupakan kader Partai Demokrat untuk masuk ke Partai Golkar.

Itu guyon saja. Dan, candaan itu muncul karena keduanya memiliki hubungan dekat sebagai sahabat sejak sama- sama aktif di satu organisasi saat menjadi aktivis.

“Tapi yang namanya guyonan politik itu kadang penuh makna,” kata Yudi.

“Bahkan melalui guyonan lebih mengena, ketimbang diplomasi politik secara verbal lewat pernyataan dan sebagainya. Tak jarang kebekuan politik mencair lewat guyonan dan candaan,” kata Heri.

 “Itulah perlunya guyonan agar yang berat – berat menjadi ringan, yang beku mencair dan yang stres hilang menjadi ceria. Dalam pagelaran wayang kulit, ada selingan ‘limbukan” dan ‘goro-goro” , acara gojekan yang digemari pemirsa,” kata mas Bro.

“Guyonan politik itu bagian dari selingan, bisa juga dimaknai sebagai sinyal politik, yang berujung kepada sebuah kenyataan,” kata Yudi.

“Jadi, guyonan itu selingan atau setingan ?,” tanya mas Bro.

“Yang lebih tahu, yang bikin guyonan, “ kata Heri. (Joko Lestari).

Tags:
guyonan politiktata kramaetikacandaanguyonan

Tim Poskota

Reporter

Ade Mamad

Editor