Bahkan mereka menyebut jika ada pemain asing yang tinggal dan bermain di Jepang, mereka sulit untuk bergabung dengan Samurai Biru karena sistem regulasi yang tidak fleksibel.
“Bahkan jika ada pemain yang datang ke Jepang dan ingin dinaturalisasi, aturan ketat FIFA menghalangi mereka untuk bergabung dengan tim nasional Jepang.”
Baca Juga: Resmi! Xabi Alonso Ditunjuk Jadi Pelatih Baru Real Madrid Gantikan Carlo Ancelotti
Naturalisasi Jadi Strategi Jangka Pendek
Di Indonesia sendiri, kebijakan naturalisasi belakangan ini memang dipercepat sebagai bagian dari strategi jangka pendek untuk mendongkrak prestasi, terutama sejak era pelatih Shin Tae-yong.
Meski menuai hasil positif, seperti lolos ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan tampil baik di Piala Asia 2023, banyak pihak mulai mempertanyakan ketergantungan jangka panjang pada pemain keturunan.
Sejumlah tokoh dan pengamat nasional juga telah menyuarakan pentingnya menyeimbangkan antara naturalisasi dan pembinaan pemain lokal sejak usia muda.
Komentar dari media Jepang ini bisa dianggap sebagai kritik membangun, yang mendorong Indonesia untuk tidak hanya fokus pada hasil instan melalui naturalisasi, tetapi juga memperkuat sistem kompetisi usia muda, pelatih lokal, dan ekosistem sepak bola nasional.
Namun, di sisi lain, publik sepak bola Indonesia juga bisa bangga bahwa kemajuan Timnas saat ini mulai diperhatikan oleh media luar, termasuk dari negara sepak bola sekuat Jepang.
Apalagi, Timnas Indonesia memang bersaing langsung di Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Putaran Ketiga.