POSKOTA.CO.ID - Kesuksesan film komedi horor Indonesia 'Agak Laen' telah menarik perhatian industri perfilman internasional. Film besutan Imajinari ini tak hanya memecahkan rekor box office lokal, tetapi juga berhasil mencuri perhatian produser-produser kelas dunia.
Kini, karya tersebut akan mendapatkan sentuhan baru melalui versi remake yang dikembangkan oleh Barunson, rumah produksi Korea Selatan yang berada di balik kesuksesan film Parasite pemenang Oscar.
Kolaborasi strategis ini menandai babak baru bagi industri film Indonesia dalam panggung global. Barunson tidak hanya mengadaptasi Agak Laen, tetapi juga memperoleh hak untuk menggarap sekuelnya dan film lain dari Imajinari, yaitu Tinggal Meninggal.
Langkah ini memperlihatkan kepercayaan dunia internasional terhadap kualitas cerita dan kreativitas sineas Indonesia, sekaligus membuka pintu bagi lebih banyak karya lokal untuk go internasional.
Bagi Imajinari, kerja sama ini merupakan pencapaian gemilang dalam perjalanan singkat namun penuh prestasi. Studio yang didirikan oleh Ernest Prakasa dan Dipa Andika pada 2021 ini telah membuktikan bahwa kisah-kisah orisinal dengan kemasan segar mampu menyentuh hati penonton.
Dari 'Ngeri-Ngeri Sedap' hingga Agak Laen, setiap proyek mereka tidak hanya menghibur, tetapi juga menawarkan perspektif unik tentang kehidupan masyarakat Indonesia yang ternyata memiliki daya tarik universal.
Ekspansi Imajinari ke Pasar Global
Menurut informasi yang dilansir dari Variety, 10 Mei 2025, kerja sama ini mencakup lisensi remake internasional untuk tiga film unggulan Imajinari: Agak Laen, sekuelnya yang akan datang, dan film komedi gelap Tinggal Meninggal.
Langkah ini memperkuat posisi Barunson di industri film Asia Tenggara sekaligus menandai perluasan portofolio mereka dari produksi dan distribusi ke pengelolaan hak adaptasi lintas negara.
Didirikan pada 2021 oleh sineas Ernest Prakasa dan Dipa Andika di bawah naungan Hahaha Corp, Imajinari dengan cepat menjadi salah satu studio film paling berpengaruh di Indonesia.
Debut mereka, Ngeri-Ngeri Sedap (2022), sukses menarik 2,8 juta penonton dan menduduki peringkat keempat film Indonesia terlaris tahun itu.
Namun, kesuksesan tertinggi datang dari Agak Laen (2024), adaptasi dari podcast populer yang mengisahkan sekelompok penjaga rumah hantu yang benar-benar dihantui.
Film ini mencetak rekor 9,1 juta tiket terjual, menjadikannya film komedi terlaris sepanjang masa di Indonesia dan film lokal terlaris kedua dalam sejarah box office.
Baca Juga: Film Agak Laen Bakal Diremake Versi Korea, Begini Sinopsis Aslinya
Kreativitas yang Mendunia
Ernest Prakasa, pendiri Imajinari, menyatakan kebanggaannya atas kolaborasi ini. "Filosofi kami selalu tentang menceritakan kisah-kisah orisinal dengan cara yang mengejutkan dan menarik perhatian penonton," ujarnya.
"Sangat menyenangkan berkolaborasi dengan Barunson dan melihat bagaimana kreativitas kami dapat diwujudkan kembali melalui pembuatan ulang di seluruh dunia."
Sebelum Agak Laen 2 tayang di bawah arahan sutradara Muhadkly Acho, Imajinari akan merilis Tinggal Meninggal pada Agustus mendatang.
Film ini mengisahkan Gema, seorang pria yang terjerat kebohongan demi menarik perhatian rekan kerjanya, membawanya ke situasi rumit yang tak terduga. Saat ini, film tersebut sedang dalam tahap pascaproduksi.
Baca Juga: Tak Hanya 'Agak Laen', Inilah Deretan Film Indonesia yang Sempat Diburu Studio Luar Negeri
Strategi Barunson di Asia Tenggara
Barunson, yang merintis divisi internasional pada 2022, terus memperluas jejaknya di Indonesia. Perusahaan ini terlibat dalam produksi 13 Bombs (Visinema Pictures), film horor Respati (Base Entertainment), dan film musikal Rangga dan Cinta (Miles Films) karya Riri Riza.
Yoonhee Choi, CEO Barunson, mengapresiasi visi Imajinari. "Dengan Imajinari, kami melihat sebuah studio yang unggul dalam menceritakan kisah-kisah yang sangat relevan, tentang keluarga, cinta, dan hubungan antarmanusia tetapi dengan perspektif yang segar dan menghibur," katanya.
"Kami antusias membawa IP mereka ke pasar internasional dan mengenalkan suara kreatif Indonesia yang layak diapresiasi secara global."
Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa cerita lokal Indonesia memiliki daya tarik universal, siap menghibur penonton di berbagai belahan dunia.