POSKOTA.CO.ID - Bek PSM Makassar, Yuran Fernandes harus menerima kenyataan pahit setelah menerima hukuman berat dilarang bermain selama 12 bulan oleh Komdis PSSI.
Komdis PSSI menjatuhkan hukuman tersebut kepada Yuran Fernandes dengan dasar hukum Pasal 59 ayat 2 jo Pasal 141 Kode Disiplin PSSI tahun 2023.
Dalam Pasal 59 ayat 2 Kode Disiplin PSSI disebutkan hukuman bagi pemain, pelatih, maupun ofisial tim yang dinilai mendiskriditkan perangkat pertandingan maupun keputusan PSSI terancam hukuman minimal 3 bulan dan denda minimal Rp25 juta.
Berikut bunyi Pasal 59 ayat 2 yang dipakai Komdis PSSI untuk menjerat Yuran Fernandes:
"Setiap orang yang tunduk terhadap Kode Disiplin PSSI ini, yang membuat pernyataan baik secara lisan maupun secara tertulis yang mendiskreditkan keputusan perangkat pertandingan, keputusan Badan Yudisial PSSI atau keputusan PSSI lainnya bagaimanapun caranya yang dipublikasikan secara khusus melalui pamflet, selembar kertas, panduk, dan sejenisnya maupun yang dimuat atau disiarkan melalui media massa cetak, media sosial atau media massa elektronik dikenakan sanksi larangan beraktivitas yang terkait dengan sepak bola sekurang kurangnya 3 (tiga) bulan dan sanksi denda sekurang kurangnya sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah)."
Baca Juga: Rumor Giancarlo Gallifuoco ke Persib Musim Depan Akhirnya Terjawab
Yuran Fernandes mendapat hukuman skorsing 12 bulan terkait kritikannya terhadap kompetisi sepak bola di Indonesia, diduga karena kecewa kepemimpinan wasit di laga kontra PSS Sleman.
Dalam pertandingan tersebut, PSM takluk 3-1 kepada PSS Sleman. Kubu Juku Eja beberapa kali dikecewakan keputusan wasit, Nendi Rohendi.
Terutama ketika wasit tetap mengesahkan gol ketiga PSS yang diciptakan Gustavo Tocantins karena sebelumnya kaki striker asal Brasil itu, terlihat mengenai pemain PSM, Syahrul Lasinari hingga terjatuh.
Kritikan itu disampaikan Yuran Fernandes lewat postingan di Instagram Stories-nya pada Sabtu, 3 Mei 2025, meski kemudian dihapus oleh pemain asal Cape Verde tersebut.
"Sepak bola di Indonesia hanya candaan. Makanya level dan korupsinya akan tetap sama. Jika Anda ingin menghasilkan uang, Anda bisa datang ke Indonesia. Jika Anda ingin bermain sepak bola serius, menjauhlah dari Indonesia," tulis Yuran Fernandes.
Yuran Fernandes kemudian menghapusnya dan menyampaikan klarifikasi pada Senin, 5 Mei 2025, lewat Instagram Stories-nya.
"Para pecinta sepak bola Indonesia. Saya ingin memberikan klarifikasi terkait unggahan saya di Instagram pada tanggal 3 Mei 2025. Pernyataan yang saya sampaikan tersebut sepenuhnya ditujukan dalam konteks sepak bola." tulis Yuran Fernandes.
"Ungkapan tersebut sama sekali tidak dimaksudkan untuk menyinggung Indonesia sebagai sebuah negara," tulisnya.
Hastag #KamiBersamaYuran Menggema
Hukuman yang dijatuhkan Komdis PSSI kepada Yuran Fernandes dinilai sejumlah pihak sebagai bentuk antikritik dari federasi.
Di media sosial sempat menggema hastag #KamiBersamaYuran sempat menggema sebagai wujud dukungan netizen kepada Yuran Fernandes.
Sementara itu, manajemen PSM memastikan akan melakukan banding atas keputusan Komdis PSSI yang menjatuhkan hukuman larangan main selama 12 bulan kepada Yuran Fernandes.
Saat PSM menghadapi Malut United yang dimenangkan dengan skor 3-2 di Stadion Gelora BJ Habibie, Parepare, suporter Juku Eja pun membentangkan spanduk bertuliskan #KAMIBERSAMAYURAN.
Bojan Hodak Ketakutan
Kualitas kepemimpinan wasit di kompetisi Liga 1 mulai mendapat sorotan jelang berakhirnya musim.
Seperti di laga Persib Bandung vs Barito Putera, wasit Gideon Dapaherang disorot karena hanya menghukum Murilo Mendes dengan kartu kuning setelah melakukan tekel horor kepada Febri Hariyadi.
Kejadian tersebut memantik emosi para pemain Persib, dan pelatih Bojan Hodak yang terlihat sangat kecewa ketika wasit hanya memberikan kartu kuning kepada Murilo.
Sadar konsekuensi buruk yang bakal didapatkan, pelatih Persib, Bojan Hodak memilih tidak banyak berkomentar soal kepemimpinan wasit.
Bojan Hodak menyampaikan opini singkatnya dan menilai Murilo Mendes layak mendapatkan kartu merah langsung karena tindakannya sangat membahakan karier Febri Hariyadi.
Dia menolak berkomentar panjang lebar karena mengakui takut terkena sanksi dari Komdis PSSI.