Filosofinya tentang kepemimpinan tercermin dalam pernyataannya tahun lalu di situs berita resmi Vatikan.
"Uskup tidak seharusnya menjadi pangeran kecil yang duduk di kerajaannya".
Prevost ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1982 dalam usia 27 tahun. Ia kemudian meraih gelar doktor dalam hukum kanon dari Pontifical University of St. Thomas Aquinas di Roma.
Dalam perjalanannya, ia memimpin ordo Agustinian dan kerap mengunjungi komunitas-komunitas Agustinian di seluruh dunia.
Sebagai figur penting di Vatikan, sebelum menjadi Paus, ia menjabat menjadi kepala Dikasteri untuk Para Uskup.
Pemilihan nama Leo XIV bukan tanpa makna. Nama ini mengacu pada jejak kepemimpinan dan semangat reformasi dari Paus Leo XIII, yang dikenal sebagai pelopor ajaran sosial Gereja.
Dengan mengambil nama ini, Paus baru memberi sinyal bahwa masa kepemimpinannya akan berfokus pada isu-isu sosial, pembaruan gereja, dan pendekatan pastoral yang membumi.