POSKOTA.CO.ID - Setiap tahun pada tanggal 4 Mei, dunia memperingati Hari Anti Bullying Sedunia, sebuah momentum penting untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya intimidasi dan pentingnya menciptakan lingkungan yang aman bagi semua orang.
Peringatan ini bukan sekadar simbol, melainkan ajakan untuk bertindak nyata dalam melindungi korban dan mencegah kasus bullying di mana pun, terutama di sekolah dan dunia digital.
Hari Anti Bullying Sedunia berawal dari aksi heroik dua siswa asal Nova Scotia, Kanada, yaitu David Shepherd dan Travis Price, pada tahun 2007.
Saat itu, mereka menyaksikan Jadrien Cota, seorang siswa baru, dihina hanya karena mengenakan kemeja berwarna merah muda di hari pertamanya sekolah.
Baca Juga: Apa Saja Peringatan Bulan Mei 2025? Cek Jadwal Libur Lengkap Bulan Ini
Merasa tidak terima, Shepherd dan Price membeli 50 kaos pink dan membagikannya kepada teman-teman sekolah sebagai bentuk dukungan.
Aksi sederhana ini memicu gelombang solidaritas besar-besaran. Dalam waktu singkat, gerakan memakai pink, ungu, atau biru sebagai simbol perlawanan terhadap bullying menyebar ke berbagai negara.
Melihat dampaknya yang luar biasa, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akhirnya menetapkan 4 Mei sebagai Hari Anti Bullying Sedunia, mengukuhkannya sebagai agenda global untuk melindungi hak setiap individu dari intimidasi.
Dampak Bullying
Bullying bukan sekadar masalah sesaat. korban intimidasi seringkali mengalami trauma jangka panjang, seperti:
- Gangguan mental (stres, depresi, kecemasan)
- Kecenderungan menyakiti diri sendiri atau bahkan bunuh diri
- Penurunan prestasi akademik
- Masalah pola tidur dan nafsu makan
Tak hanya korban, pelaku bullying juga berisiko mengalami kesulitan bersosialisasi di masa depan jika tidak segera ditangani.
Baca Juga: 3 Mei Diperingati Sebagai Apa? Inilah Deretan Hari Besar Dunia yang Perlu Kamu Tahu
Melawan Bullying
Untuk memutus rantai bullying, diperlukan kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat. Berikut langkah-langkah yang bisa diambil:
- Laporkan pada orang dewasa yang dipercaya (guru, orang tua, atau konselor).
- Jangan diam saat melihat bullying, berikan dukungan pada korban.
- Tingkatkan empati dengan edukasi anti-bullying sejak dini.
- Manfaatkan media sosial untuk kampanye positif melawan cyberbullying.
Indonesia dan Tantangan Anti-Bullying
Di Indonesia, kasus bullying masih marak, baik di sekolah maupun di dunia maya. Data KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) mencatat peningkatan laporan bullying setiap tahun, terutama di era digital.
Oleh karena itu, peringatan Hari Anti Bullying Sedunia harus menjadi pengingat bagi semua pihak untuk lebih peduli dan mengambil tindakan tegas.
Hari Anti Bullying Sedunia bukan hanya tentang seruan, tetapi ajakan untuk bertindak. Mulai dari hal kecil seperti:
- Mengenakan atribut pink, ungu, atau biru pada 4 Mei sebagai bentuk solidaritas.
- Mengadakan diskusi atau workshop tentang bahaya bullying.
- Mendorong kebijakan sekolah yang lebih ketat terhadap pelaku intimidasi.
Baca Juga: 5 Fakta Unik di Balik Hari Pendidikan Nasional 2 Mei
Dengan kesadaran penuh, kita bisa menciptakan dunia yang lebih ramah, inklusif, dan bebas dari intimidasi. Selamat Hari Anti Bullying Sedunia!
Hari Anti Bullying Sedunia pada 4 Mei bukan sekadar peringatan simbolis, melainkan pengingat bahwa setiap individu berhak merasa aman dan dihargai.
Dari aksi sederhana dua siswa di Kanada hingga diakui oleh PBB, gerakan ini membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil.
Mari terus bergerak bersama, karena melawan bullying adalah tanggung jawab kita semua, bukan hanya korban, tapi juga keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Di tengah maraknya kasus bullying, terutama di dunia digital, kesadaran dan aksi nyata menjadi kunci utama. Edukasi tentang bahaya intimidasi harus diberikan sejak dini, sementara korban perlu didukung tanpa penghakiman.
Dengan empati dan keberanian untuk bersuara, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, di mana perbedaan bukan alasan untuk merendahkan, melainkan merayakan keberagaman.