POSKOTA.CO.ID - Presiden Prabowo Subianto menegaskan dukungannya terhadap pengesahan Undang-Undang (UU) Perampasan Aset dalam pidatonya di perayaan Hari Buruh Internasional atau May Day di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Kamis 1 Mei 2025.
Janji ini disampaikan di hadapan ribuan buruh yang memadati kawasan tersebut, sekaligus merespons salah satu dari enam tuntutan utama kaum pekerja.
"Saudara-saudara, dalam rangka pemberantasan korupsi, saya mendukung UU Perampasan Aset," tegas Prabowo, disambut sorak dan tepuk tangan massa. Dengan nada tegas diselingi kelakar, ia menyatakan kekesalannya terhadap koruptor yang enggan mengembalikan harta negara. "Enak aja udah nyolong nggak mau kembalikan aset, gue tarik aja deh," ucapnya, memicu gelak tawa hadirin.
Baca Juga: May Day! 6 Tuntutan Buruh Pada Aksi di Monas, Perayaan Hari Buruh Internasional 2025
Lawan Koruptor
Prabowo juga mengajak buruh untuk konsisten melawan korupsi. "Bagaimana kita teruskan? Kita teruskan perlawanan terhadap koruptor," serunya.
Namun, ia mengingatkan agar masyarakat tidak mudah diadu domba atau dibayar untuk membela koruptor. "Nanti lo dikasih duit demo untuk koruptor, bener ya? Gue heran di Indonesia ada demo mendukung koruptor tuh, gue heran," sindirnya.
Baca Juga: Prabowo Dukung UU Perampasan Aset di Hadapan Buruh: Enak Aja Udah Nyolong Enggak Dikembalikan
Janji Reformasi Pajak
Selain isu korupsi, Prabowo menyentuh persoalan pajak yang kerap menjadi beban kaum pekerja. Ia berjanji melakukan kajian ulang untuk memastikan kebijakan pajak lebih adil.
"Kita akan tegakkan Undang-Undang yang bener. Saya akan pelajari kembali masalah pajak," ungkapnya. "Pajak yang besar untuk orang yang penghasilannya besar. Lu orang gajinya nggak besar ngapain dipajak," tambahnya, disambut riuh dukungan massa.
May Day tahun ini diwarnai aksi besar-besaran buruh dari berbagai aliansi. Selain UU Perampasan Aset, tuntutan lain mencakup upah layak, perlindungan pekerja, dan penghapusan outsourcing. Kehadiran Prabowo sebagai presiden dinilai sebagai sinyal positif, meski para buruh menanti realisasi janji-janji tersebut.
Sementara itu, Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengapresiasi pernyataan presiden namun menekankan, "Dukungan harus dibuktikan dengan percepatan pembahasan di DPR. Jangan hanya retorika."
Dengan sorotan pada isu korupsi dan keadilan ekonomi, May Day 2025 menjadi panggung bagi Prabowo untuk menunjukkan keseriusan pemerintah memenuhi harapan buruh. Tantangan selanjutnya adalah menjadikan janji-janji itu menjadi kebijakan nyata.