POSKOTA.CO.ID - Baru-baru ini viral joget minta Tunjangan Hari Raya (THR), terutama saat momen Lebaran 2025 kemarin. Tidak sedikit keluarga mengikuti tren tersebut dan mengunggahnya di media sosial seperti TikTok, Instagram, hingga Facebook.
Beberapa pihak mengatakan, gerakan joget tersebut sama seperti Tarian Hora yang merupakan tradisi penganut Yahudi yang biasa dilakukan saat acara kumpul keluarga atau pernikahan.
Gerakan Tarian Hora adalah sekumpulan orang berdiri melingkar dan pengang pundak teman atau keluarga di depannya, kemudian melebarkan kaki kanan dan kiri secara bergantian dengan serempak.
Setelah itu melompat ke depan dan ke belakang secara bersama-sama dengan orang yang berada dalam lingkaran itu. Setiap gerakan harus sesuai dengan ritme musik yang tersedia.
Baca Juga: Viral! Tarian THR Dikaitkan dengan Tarian Yahudi Memicu Polemik di Medsos, Cek Faktanya di Sini!
Sepintas, gerakan tersebut memang mirip dengan tarian minta THR yang belakangan ini viral di medsos.
Hanya saja, dalam tren yang tengah menghiasi medsos ini keluarga yang hendak menerima THR baris menjulur ke belakang. Kemudian, mereka harus melakukan gerakan sendiri-sendiri sebagai tantangannya.
Joget Minta THR Disebut Bukan Tarian Yahudi Tapi Bunny Hop
Mengutip TikTok Awaan Story @awaanstory, pemilik akun tersebut mengatakan, tarian minta atau pemanggil THR tersebut bukan menirukan gerakan dari Yahudi, melainkan tarian Bunny Hop yang populer di San Francisco pada 1952 silam.
“Tarian THR ini aslinya bernama Bunny Hop yang diketahui berasal dari Balboa High School di Francisco pada 1952. Kemudian, pada tahun 1953 seorang artis orkestra bernama Ray Anthony membuat sebuah musik berjudul The Bunny Hop,” kata pemilik akun TikTok @awaanstory.
Baca Juga: Heboh! Tren Joget Minta THR Mirip Tarian Yahudi, Jadi Perdebatan di Medsos
Sedangkan, kata dia, cuplikan orang-orang Yahudi yang viral berjoget dengan gerakan sama tersebut sudah beredar sejak 2014 dalam suatu acara pernikahan.
“Nah, ada beberapa pria dari aliran Hasidic yang melakukan pertunjukkan tarian ini. Jadi, bisa dikatakan bukan mereka yang pertama kali melakukan tarian ini,” lanjut dia.
Sementara, alunan musik ceria yang digunakan dalam tren ini berjudul Dansul Pinguinilor yang dirilis pada tahun 2029 lalu di YouTube oleh artis bernama Pinguinul Joe.
“Bahkan tarian ini sempat viral di berbagai negara pada 1958, termasuk di Arab Saudi akan tetapi memang sejarah varian ini ada berbagai versi. Ada yang mengatakan dari Finlandia,” kata dia.
Respons Netizen
Salah satu akun TikTok, Bob***, mengisyaratkan bahwa tarian ini tidak seharusnya menjadi tren karena dilakukan juga orang Yahudi.
“Apapun alasannya tarian ini dipergerakan oleh yahudi,” tulisnya dalam kolom komentar.
Kemudian, akun Rap** mengatakan bahwa suatu tarian bisa saja digunakan oleh umat agama Islam selagi tidak bertentang dengan ajaran kaum muslim
“Dalam Islam, meniru suatu budaya atau tarian dari agama lain bergantung pada niat dan makna dari tarian tersebut. Jika tarian tersebut murni merupakan ekspresi budaya dan tidak mengandung unsur ibadah, syrik, atau hal yang bertentangan dengan ajaran Islam, maka hukumnya bisa menjadi mubah (boleh),” jelas dia.
Kendati demikian, tarian ini masih menuai kontroversi dan terdapat beberapa pandangan dari para netizen.