POSKOTA.CO.ID - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) resmi memecat pelatih Tim Nasional Indonesia Shin Tae-yong pada Senin, 6 Januari 2025.
Menangapi mengenai keputusan ini, pengamat sepak bola dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Dr Syahban Nur, menyayangkan langkah PSSI yang terkesan terburu-buru tersebut.
“Kita masih memiliki kesempatan di ronde ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026. Seharusnya, beri kesempatan kepada Shin Tae-yong untuk menyelesaikan tugasnya, apalagi pecinta sepak bola masih banyak yang berharap dan percaya padanya,” tutur Syahban, Sosiolog Sepak Bola Unismuh Makassar dikutip Poskota dari laman Universitas Muhammadiyah Makassar Senin, 6 Januari 2025.
Baca Juga: Patrick Kluivert Gantikan Posisi Shin Tae-yong sebagai Pelatih di Timnas Indonesia?
Menurutnya peran dan kerja keras Shin Tae-yong dalam memajukan Timnas Indonesia sudah sangat baik bahkan berkembang jauh.
“Shin membawa timnas senior kembali ke Piala Asia 2023 setelah 16 tahun absen, membawa timnas U-23 lolos ke Piala Asia U-23 2024 untuk pertama kalinya, dan meningkatkan peringkat FIFA secara signifikan,” terang Dosen Sosiologi Unismuh Makassar itu.
Dirinya pun memberikan masukan terkait kriteria pelatih baru, agar PSSI memilih sosok yang selektif, percaya pada pemain muda dengan bimbingan pemain senior. Sehingga mampu memantau talenta potensial baik di dalam negeri maupun di Eropa, serta mampu membangun pendekatan personal dengan pemain.
“Pergantian pelatih pasti berdampak pada persiapan timnas menghadapi kualifikasi Piala Dunia 2026. Pelatih baru butuh waktu beradaptasi dengan kultur dan karakter pemain Indonesia. Selain itu, pergantian ini bisa menghambat progres yang telah dibangun oleh Shin Tae-yong,” jelasnya.
Baca Juga: Jay Idzes Beri Pesan Menyentuh untuk Shin Tae-yong yang Resmi Dipecat
Dirinya pun mengingatkan bahwa pergantian pelatih di tengah jalan tidak selalu membawa dampak positif, seperti yang dialami Arab Saudi setelah memecat Roberto Mancini.
Selain itu, pemutusan kontrak Shin Tae-yong yang masih berlaku hingga 2027 dapat membebani finansial PSSI karena harus membayar pesangon dalam jumlah besar.