POSKOTA.CO.ID – Militer Israel akui telah membunuh pemimpin tertinggi Hizbullah, Hashem Safieddine pada Selasa, 22 Oktpber 2024. Ini dipandang sebagai bagian dari rencana Israel serang Iran secara luas.
Hashem sendiri digadang-gadang sebagai calon penerus sepupunya, Hassan Nasrallah, mantan pemimpin kelompok bersenjata yang juga dibunuh Israel pada September lalu.
Meski begitu, hingga kini belum ada idak ada konfirmasi langsung dari pihak Hizbullah mengenai hal tersebut.
Pembunuhan Hashem Safieddine ini dilakukan dalam serangan udara di dekat Beirut, Lebanon. Serangan ini menargetkan pertemuan para pemimpin senior Hizbullah.
Menlu AS Kunjungi Timur Tengah
Melansir The New York Times, ini adalah salah satu pemboman terberat yang menghantam daerah yang dikenal sebagai Dahiya sejak serangan Israel menewaskan pemimpin lama Hizbullah, Hassan Nasrallah.
Konfirmasi Israel atas kematian pemimpin Hizbullah tersebut datang saat Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS) Antony J. Blinken melakukan perjalanan ke-11 ke Timur Tengah.
Ini dilakukan sejak agresi militer Israel dimulai, ini dilakukan sebagai upaya untuk meredakan ketegangan regional yang meningkat.
Dalam kesempatan itu, Blinken mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk ‘memanfaatkan’ pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar dan mengakhiri perang di Jalur Gaza.
Israel Sebut Bakal Perangi Hizbullah, Hamas dan Iran
Blinken bertemu dengan Netanyahu selama dua setengah jam, dan menyampaikan pendapatnya bahwa dengan tewasnya Sinwar, Israel harus memanfaatkan kesempatan itu.
“Dengan mengamankan pembebasan semua sandera dan mengakhiri konflik di Gaza dengan cara yang memberikan keamanan abadi bagi warga Israel dan Palestina,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Matthew Miller, dalam sebuah pernyataan.
Netanyahu setuju bahwa pembunuhan Sinwar dapat berdampak positif pada pembebasan para sandera. “Pencapaian semua tujuan perang, dan hari setelah perang,” katanya.