Ketahui Apa Itu Cacar Monyet atau Monkeypox: Penyebaran, Tanda dan Gejalanya

Rabu 28 Agu 2024, 21:15 WIB
Mengenal apa itu monkeypox atau yang dikenal cacar monyet, ketahui penyebaran, tanda dan gejalanya. (Foto: Pinterest/Vecteezy)

Mengenal apa itu monkeypox atau yang dikenal cacar monyet, ketahui penyebaran, tanda dan gejalanya. (Foto: Pinterest/Vecteezy)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Monkeypox yang sebelumnya dikenal dengan cacar monyet, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus cacar monyet.

Melansir dari World Health Organization (WHO), virus ini dapat memicu gejala seperti ruam yang menyakitkan, demam, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Meskipun banyak pasien yang dapat sembuh sepenuhnya, ada beberapa kasus di mana infeksi ini dapat menyebabkan kondisi yang lebih serius.

Siapapun bisa terkena Monkeypox. Penularannya bisa melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, seperti melalui sentuhan, ciuman, atau hubungan seksual.

Penularan juga dapat terjadi melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi, terutama saat melakukan aktivitas seperti berburu, menguliti, atau memasak hewan tersebut.

Virus ini juga dapat menyebar melalui benda yang terkontaminasi seperti kain, pakaian, atau jarum, serta dari ibu hamil ke janin.

Virus penyebab Monkeypox pertama kali ditemukan pada tahun 1958 di Denmark pada monyet yang digunakan untuk penelitian.

Kasus pertama pada manusia tercatat pada seorang anak berusia sembilan bulan di Republik Demokratik Kongo (DRC) pada tahun 1970.

Setelah pemberantasan cacar pada tahun 1980 dan berakhirnya vaksinasi cacar, Monkeypoxterus muncul di beberapa bagian Afrika.

Wabah global yang lebih besar terjadi pada 2022-2023, dan hingga saat ini, reservoir alami virus ini belum diketahui secara pasti, meskipun beberapa mamalia kecil seperti tupai dan monyet diketahui rentan terhadap virus ini.

Penularan dan Penyebaran Monkeypox

Penularan Monkeypox dari manusia ke manusia dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit atau lesi di mulut dan alat kelamin.

Ini termasuk kontak langsung seperti berbicara atau bernafas dalam jarak dekat, kontak kulit ke kulit, hingga melalui tetesan pernapasan atau aerosol.

Virus masuk ke tubuh melalui kulit yang rusak, selaput lendir, atau saluran pernapasan.

Monkeypox juga dapat menyebar di antara anggota rumah tangga atau pasangan seksual, terutama bagi mereka yang memiliki banyak pasangan.

Penularan dari hewan ke manusia bisa terjadi melalui gigitan, cakaran, atau kontak langsung selama kegiatan berburu dan menguliti hewan.

Virus ini juga bisa menyebar melalui benda yang terkontaminasi, seperti pakaian atau linen, serta cedera akibat benda tajam, baik dalam perawatan kesehatan maupun di tempat-tempat umum seperti studio tato.

Tanda dan Gejala Monkeypox

Gejala mpox biasanya muncul dalam waktu seminggu setelah terpapar, tetapi bisa muncul dalam rentang waktu 1-21 hari.

Gejala umumnya berlangsung antara 2-4 minggu, namun dapat bertahan lebih lama pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Gejala yang sering muncul meliputi ruam, demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Ruam yang muncul dapat berkembang menjadi lepuh berisi cairan yang terasa gatal atau sakit, yang akan mengering dan mengelupas seiring waktu.

Beberapa orang mungkin hanya memiliki satu atau dua lesi, sedangkan yang lain bisa memiliki ratusan lesi yang tersebar di berbagai bagian tubuh, termasuk telapak tangan, wajah, mulut, hingga area genital dan anus.

Mpox bisa menyebabkan komplikasi serius, terutama pada anak-anak, ibu hamil, dan mereka dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Komplikasi dapat berupa infeksi bakteri sekunder pada kulit, pneumonia, hingga peradangan otak dan organ vital lainnya.

Mendiagnosis mpox bisa menjadi sulit karena gejalanya yang mirip dengan penyakit lain seperti cacar air atau campak.

Karena itu, tes laboratorium, terutama deteksi DNA virus menggunakan PCR, sangat penting untuk memastikan diagnosis dan mencegah penyebaran lebih lanjut.

Sampel yang terbaik untuk diagnosis diambil langsung dari lesi kulit, namun tes juga dapat dilakukan dengan usapan dari orofaring, anus, atau rektum jika tidak ada lesi kulit.

Dengan adanya wabah global pada tahun 2022, sangat penting untuk tetap waspada terhadap gejala Monkeypox dan segera mencari perawatan medis jika terpapar.

Pencegahan dan penanganan dini adalah langkah kunci untuk mencegah penyebaran penyakit ini lebih lanjut.

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari. 

Berita Terkait

News Update