Pengantar: Budaya beretika perlu dibangkitkan melalui aksi nyata oleh semua elemen bangsa, tak terkecuali keteladanan para elite politik negeri ini.Menyongsong peringatan Hari Kebangkitan Nasional, melalui kolom ini, kami sajikan artikel “Budaya Beretika” dalam dua seri. (Azisoko).
“Pelu keteladanan para pejabat, elite politik negeri ini yang bukan hanya melalui doktrin, tetapi ucapan dan perbuatannya. Satunya kata dengan perbuatan yang menjunjung tinggi nilai- nilai luhur bangsa beretika..”
-Harmoko-
DI eranya, para pejuang kebangkitan nasional, Dr.Wahidin Sudirohusodo, rekan seperjuangan, Dr.Soetomo, telah mempelopori semangat untuk bangkit membebaskan kaumnya yang lemah.
Mengangkat dari jurang penderitaan dan kenistaan serta kebodohan menuju kemandirian dan kemajuan. Di era sekarang, di masa transisi menuju pemerintahan baru, kebangkitan nasional setidaknya dimaknai sebagai berikut:
Pertama, membangkitkan semangat persatuan dan kesatuan segenap lapisan masyarakat untuk mengatasi beragam tantangan. Bukan hanya yang terjadi saat ini, juga mendatang.
Kedua, untuk membangkitkan nasionalisme dan kebangsaan, perlu dibarengi dengan membangkitan semangat bertolerenasi, mengingat keberagaman di negeri kita merupakan kenicayaan.
Disinilah perlunya semangat bangkit bersama membangun negeri dengan menghargai keberagaman, menghormati perbedaan dengan menguatkan toleransi, bukan memperbesar perbedaan ataupun mencari pembenaran dengan mencari-cari kesalahan pihak yang berseberangan.
Ketiga, membangkitan semangat berkarya di era digital, utamanya bagi kaum muda mengingat masa depan akan menjadi milik mereka, generasi milenial dan digital.
Kebangkitan era sekarang hendaknya menjadi kebangkitan generasi digital untuk mempersiapkan Indonesia Emas di panggung dunia.
Keempat, tak kalah pentingnya membangkitan semangat budaya beretika bagi semua lapisan masyarakat, tak terkecuali para elite negeri dengan memberi keteladanan melalui ucapan dan perbuatan.
Bicara etika tentu menyangkut soal baik dan buruk. Orang disebut beretika, jika berperilaku baik, bukan buruk. Taat norma, bukan melanggar norma, baik hukum dan sosial. Tidak juga melanggar adab budaya bangsa yang menjadi nilai – nilai luhur falsafah bangsa kita, Pancasila.
Beretika berarti berkata baik dan berbuat baik. Sopan santun, ramah tamah, tidak mencaci -maki, tidak membenci, tidak pula menebarkan kebencian dan permusuhan.