"Kalau buat saya dengan saya akhirnya googling ngeliat ada kata-kata bahwa air itu untuk bikin sejahtera. Kalau buat saya di mana sejahteranya jika seperti itu, karena buat saya pribadi jujur karena hanya berdua kayak diperas seenaknya," ucapnya.
"Mungkin dengan video ini saya meminta badan-badan terkait yang memang ada di wilayah Depok yang berwenang Pemda, Wali Kota. Ini mungkin hanya contoh aja ya kalau syukur-syukur saya doang," tambahnya.
Thomas mengaku heran apakah pihak PDAM tak mencurigai tagihan yang tiba-tiba membengkak.
Dia menilai pihak PDAM tidak bisa mengetahui masalah dari kesalahan teknis PDAM itu sendiri.
"Kalau memang ada kesalahan dan udah dikirim orang di sana bahwa tidak ada kebocoran dan saya menjelaskan hanya berdua. Logika saya itu kan ada grafik orang ini masang dari bulan Februari dari Rp88 ribu, Rp100 ribu di bawah Rp150 ribu. Tujuh bulan tiba-tiba di Agustus jadi beda jadi jadi Rp2 juta sekian grafiknya. Aneh masa nggak curiga ada hal apa gitu karena saya kan tidak juga juga itu kan properti PT tersebut, saya tidak bisa saya otak-atik hal-hal itu jadi kalau ada apa-apa saya menanyakan ke PT yang bersangkutan," ucapnya.
Thomas mengaku kecewa terhadap pelayanan PDAM.
Dia berharap video pengaduannya tersebut dapat diperhatikan.
"Buat saya servisnya seperti ini sangat buruk karena tidak masuk akal mudah-mudahan dengan adanya video ini saya sebagai konsumen dapat diperhatikan lebih baik terima kasih," ungkapnya.
Terpisah menanggapi keluhan Thomas tersebut, Direktur Utama PDAM Tirta Asasta Kota Depok, Muhammad Olik Abdul Holik menuturkan terkait hal ini pihaknya sudah berkomunikasi dengan Thomas Ramdhan.
Akan dilakukan pengecekan akan dilakukan setelah Thomas Ramdhan kembali dari luar kota.
"Kita sudah komunikasi sama beliau dan rencana akan dilakukan pengecekan setelah beliau pulang dari luar kota. Tadinya hari ini, kita akan melakukan pengecekan," ucap Olik kepada wartawan saat dihubungi, Rabu (8/11/2023).
Soal hal ini Olik meminta maaf atas ketidaknyamanan tersebut.