“Stop pertikaian apa pun bentuknya. Singkirkan prasangka buruk dan saling curiga.Sedikit konflik akan berdampak sistemik, merugikan masyarakat. Lebih dari itu pertikaian hanya meninggalkan goresan yang tak mudah terlupakan.”
-Harmoko-
Ada pepatah yang begitu melegenda, “ Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”
Dalam filosofi Jawa juga dikenal” Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah,” Pepatah luhur ini bukan sekadar tontonan kata- kata, tetapi dapat kita jadikan sebagai tuntutan hidup, dengan mengamalkannya, bukan sebatas menghafalnya.
Makna yang dapat kita resapi adalah perselisihan, pertikaian, pertengkaran akan membawa kepada perpecahan. Sementara perpecahan (perceraian) apa pun alasannya akan membawa kesengsaraan.
Sedangkan guyub rukun, akan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, memantapkan stabilitas nasional sebagai modal utama menggerakkan roda pembangunan yang berkesinambungan menuju masyarakat adil makmur sebagaimana cita – cita negeri ini didirikan.
Haruskah kita bercerai berai? Jawabnya tentu saja tidak. Jika demikian halnya, sudah seharusnya kita semua komponen bangsa meniadakan benih – benih perselisihan dan permusuhan. Bahkan, tak sebatas meniadakan, tetapi mencegah embrio perselisihan hanya karena beda pilihan dan dukungan jelang gelaran pemilu.
Dapat dipahami, beragam strategi, taktik, manuver politik dilakukan oleh masing – masing kandidat dan para pendukungnya, simpatisan dan relawannya untuk memenangkan kompetisi. Tetapi tidak lantas kebablasan, salah arah, mengabaikan etika dan norma dalam berkompetisi secara sehat, jujur dan adil sebagai panduan utama dalam perhelatan pesta demokrasi.
Intrik politik menebarkan kebencian dengan mengumbar aib keluarga terhadap lawan politiknya sudah bukan zamannya lagi, boleh jadi tak laku dijual karena masyarakat semakin cerdas menilai mana manuver yang cerdas dan berkualitas. Mana pula yang sebatas pandai menggagas, jauh dari realitas.Pintar membolak – balik komentar, tapi jauh dari hal yang mendasar bagi kepentingan bangsa dan negara.
Orang bilang omdo bagaikan “Kakehan gludhug kurang udan” – banyak bicara, tetapi minim usaha. Padahal satu aksi lebih berharga, ketimbang satu juta kata – kata.
Saatnya menyudahi pertentangan pendapat yang hanya memanaskan suasana. Suasana ayem tentrem, adem ayem perlu diwujudkan dengan keteladanan para elite politik, bukan sebaliknya melontarkan pernyataan yang semakin mengeruhkan.
Kita perlu berkomitmen memerangi penebar fitnah, penyebar hoax yang dinarasikan sedemikian rupa untuk memprovokasi. Menghalau sikap mau menang sendiri, benar sendiri tanpa mau menghargai perbedaan seperti diamanatkan falsafah bangsa kita, Pancasila.
Suasana teduh dan sejuk menjadi dambaan bersama guna mengantar pemilu yang damai, aman dan nyaman, meski tak lepas dari perbedaan pilihan dan dukungan.
Sedikit konflik dan rusuh berdampak sistemik merugikan masyarakat. Lebih luas lagi, bangsa dan negara.
Lebih dari itu pertikaian hanya meninggalkan luka dalam dan goresan yang tak mudah terlupakan, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.
Untuk itu stop pertikaian apa pun bentuknya. Singkirkan prasangka buruk dan saling curiga.
Wujudkan politik adem ayem seperti sering dikatakan para elite politik. Jangan sebatas retorika yang penuh euforia, tetapi jauh dari fakta.
Para simpatisan dan relawan, utamanya dari generasi milenial dan digital, hendaknya lebih diarahkan untuk mengemas konten kreatif melalui kanal – kanal di media sosial, dalam upaya melawan hoax, mengikis embrio disintegrasi sosial, perselisihan dan beda pendapat yang, kadang, tak berkesudahan.
Ingat! Membangun bangsa harus dilakukan bersama – sama oleh seluruh kekuatan sosial dan politik. Bersama dalam artian tanpa prasangka dan curiga, meski terdapat perbedaan pandangan dan sikap politik, tetapi tujuan utamanya adalah membangun bangsa ke depan lebih baik lagi melalui pemilu yang bersih, jujur dan adil.
Pemilu yang akan mengantarkan rakyat dalam kehidupan yang sejahtera lahir batin. Adil dan makmur.
Kehidupan yang ayom, ayem, tentrem. Penak golek sandang pangan - nyaman untuk mencari nafkah dan penghidupan.
Tak ada pertikaian. Keributan hanya terjadi dalam canda-ria, olok olok mengundang tawa untuk kemeriahan, kegembiraan dan keakraban.
Ini bukan mimpi, tetapi akan menjadi kenyataan, jika terdapat kehendak yang sama untuk mewujudkannya. (Azisoko).

Kopi Pagi Harmoko: Crah Agawe Bubrah
Kamis 22 Jun 2023, 06:16 WIB

Kopi Pagi Harmoko
Editor
Novriadji Follow Poskota
Cek berita dan informasi menarik lainnya di Google News sekaligus ikuti WhatsApp Channel POSKOTA untuk update artikel pilihan dan breaking news setiap hari.
Berita Terkait




News Update

Bahaya Emosi Amarah dan Egoisme bagi Kesehatan Mental, Begini Penjelasan Pakar
Senin 16 Jun 2025, 15:29 WIB
Nasional
Resmi Diumumkan! Ini Cara Cek Kelulusan PPPK 2024 Tahap 2 di SSCASN dan Arti Kode TMS, R4, DIS di BKN
16 Jun 2025, 15:26 WIB

Nasional
Apakah TKA Akan Jadi Tes Pengganti UN untuk Jenjang SD-SMA/SMK? Simak Penjelasan, Manfaat, dan Jadwal Penting untuk Siswa
16 Jun 2025, 15:25 WIB

Nasional
10 Contoh Catatan Wali Kelas di Raport untuk Kenaikan Kelas SD, SMP, SMA, SMK 2025
16 Jun 2025, 15:24 WIB

EKONOMI
Cara Cek Penerima Bansos BPNT 2025 di Situs Resmi Kemensos untuk KPM Terdata
16 Jun 2025, 15:15 WIB

Nasional
Tahap 'Konseptualisasi Abstrak' dalam Model Kolb Merujuk pada? Simak Kunci Jawaban Modul 2 PSE PPG 2025
16 Jun 2025, 15:11 WIB

JAKARTA RAYA
Info Terbaru SPMB Jakarta 2025: Syarat, Link Pendaftaran Online, dan Timeline Penting untuk Tahun Ajaran 2025/2026
16 Jun 2025, 15:10 WIB

Nasional
Kunci Jawaban Cerita Reflektif Modul 3 PPG 2025: Komitmen Menerapkan Pendidikan Nilai dalam Pembelajaran
16 Jun 2025, 15:07 WIB

Nasional
10 Kategori PPPK yang Tidak Lagi Berhak atas Gaji dan Tunjangan Negara di 2025
16 Jun 2025, 15:06 WIB


Nasional
5 Tahapan Belajar Mandiri PPG 2025 untuk Guru Tertentu, Wajib Post Test dan Jurnal agar Lolos UKPPG
16 Jun 2025, 15:03 WIB

Nasional
Pengumuman PPPK Tahap 2 Kian Dekat, Nasib 5 Jenis Honorer Sudah Dipastikan Gagal
16 Jun 2025, 14:57 WIB

OLAHRAGA
Pemain Timnas Senior Bisa Bermain untuk Indonesia di Piala AFF U-23 2025, Ada Siapa Saja?
16 Jun 2025, 14:55 WIB

Nasional
Kunci Jawaban Cerita Reflektif Modul 3 PPG 2025: Komitmen Menerapkan Pendidikan Nilai
16 Jun 2025, 14:53 WIB


HIBURAN
2.025 Euro Berapa Rupiah? Intip Nilai Mahar Al Ghazali untuk Alyssa Daguise yang Resmi Menikah
16 Jun 2025, 14:51 WIB

JAKARTA RAYA
SPMB Jakarta 2025 Resmi Dibuka Hari Ini, 16 Juni: Simak Tahapan dan Jadwal Lengkap Pemilihan Sekolah
16 Jun 2025, 14:50 WIB

Daerah
Apa Artinya Masalah Fiskal yang Disinggung Gubernur Dedi Mulyadi? Simak Selengkapnya
16 Jun 2025, 14:45 WIB
