Serakah vs Sak Madyo

Kamis 06 Apr 2023, 05:06 WIB

Tentu urip sak madyo bukan berarti miskin tak berharta. Tetapi filter diri agar tidak hidup berlebihan, apalagi ke sana  - kemari pamer harta. Ajaran agar selalu menjaga kesopanan dan nilai – nilai kepatutan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Juga nrimo ing pandum bukan berarti pasrah, tetapi menerima keadaan setelah berbagai upaya dijalankan. Ajakan agar selalu berpikir positif, tidak mengeluh oleh keadaan serta tidak selalu terbuai harapan yang dapat menyilaukan mata hingga tergoda mendapatkan harta benda dengan melanggar norma. Menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya.

Itulah sebabnya dikatakan keserakahan dapat merusak segalanya. Merusak  tatanan kehidupan bermasyarakat, yang tidak saja merugikan diri sendiri, lingkungan sekitarnya.

Juga merusak perekonomian bangsa dan negara serta merusak mental generasi muda. Mengapa? Keserakahan akan membentuk jiwa yang tak sesuai dengan jati diri bangsa seperti tinggi hati, arogan, sewenang – wenang, selalu merasa kurang, tidak menghargai pemberian orang lain, kikir serta tidak memiliki kepedulian sosial.

Padahal sifat – sifat seperti rendah hati dan saling peduli, dermawan sangat dibutuhkan di era “awan gelap”, di tengah beragam ancaman krisis.

Keserakahan akan membawa kesengsaraan, dan menciptakan kesenjangan baru, lebih – lebih jika ditampilkan oleh para elite negeri ini, yang mestinya menjadi teladan dalam kesederhanaan dan kedermawanan, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.

Mari kita ubah sifat serakah menjadi  “qonaah” , kemewahan menjadi kesederhanan, tinggi hati menjadi rendah hati, kikir menjadi dermawan dalam menghadapi beragam tantangan dan ancaman. (Azisoko).
 

News Update