Karena presiden tidak peduli dan tidak mau membentuk tim koneksitas, lanjut Kamaruddin, percuma pihaknya capek-capek ngomong di media, tapi tidak ada hasil, tidak ada reaksi.
"Jadi perkara ini hanya membebani kepolisian dan kejaksaan agung. Karena cuma mutar-mutar di situ saja. Saya juga kasihan sama ibu-ibu dan anak-anak yang membeli kuota untuk melihat sinetron ini yang berlarut-larut," ungkapnya.
Bukan tanpa sebab Kamaruddin pesimis. Sebab ada hubungan antara senior dan anak buah antara Dirtipidum dan Ferdy Sambo.
"Mereka sama-sama dari Makassar, sama-sama sekolah di Smansa Makassar, saya pikir ini persekongkolan yang sulit dipecahkan di lingkup kepolisian," ujarnya.
Awalnya, lanjut Kamaruddin, dirinya ingin menyelamatkan kepolisian. Karena masih banyak polisi yang baik.
"Tapi perkara ini sudah menyandera banyak lembaga. Sehingga tidak ada yang berani mengambil action. Mutar-mutar di rudakpaksa," ucapnya.
Ke depan, Kamaruddin mengimbau untuk memilih pemimpin yang baik dan benar. "Pilih pemimpin yang tegas dan tidak mbalelo. Itu saran saya," ujarnya.
Kamaruddin mengingatkan bahwa di kepolisian ada tiga kubu. "Ada kubu yang ingin membuka seterang-terangnya, ada yang mau menutup, setutup-setutupnya, ada kubu yang mengkambinghitamkan bharada dan brigadir agar perkara ini tidak menjerat para perwira," tutupnya.