Amerika Serikat dan Inggris akan Bersatu Melawan China, Ikut Campur Masalah Taiwan

Senin 02 Mei 2022, 22:51 WIB
PM Inggris Boris Johnson dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden (Foto: twitter/Potus/BorisJohnson)

PM Inggris Boris Johnson dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden (Foto: twitter/Potus/BorisJohnson)

AMERIKA SERIKAT, POSKOTA.CO.ID - Pejabat tinggi AS dan Inggris mengadakan pembicaraan rahasia pada awal Maret untuk membahas keterlibatan Inggris yang lebih besar dalam masalah Taiwan.

Kabar Amerika Serikat dan Inggris akan bersatu melawan China dalam masalah Taiwan ini terungkap menurut sebuah laporan oleh Financial Times.

Negosiasi tersebut melibatkan Kurt Campbell, koordinator Indo-Pasifik Gedung Putih, dan Laura Rosenberger, pejabat tinggi Dewan Keamanan Nasional AS China.

 

Dilansir dari RT pada Senin (2/5/2022) pembicaraan itu berlangsung di tengah pertemuan dua hari yang lebih luas tentang strategi Indo-Pasifik antara kedua pihak.

Campbell dan Rosenberger membahas berbagai masalah mulai dari kemungkinan London mengintensifkan kontak diplomatik dengan Taipei hingga meningkatkan apa yang disebut pencegahan di Asia, ungkap seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya.

Peran yang akan dimainkan Inggris jika ketegangan atas Taiwan mengarah pada perang antara AS dan China juga menjadi agenda.

Seorang pejabat Inggris yang berbicara dengan surat kabar itu mengatakan ini adalah diskusi bilateral "tingkat tertinggi" dan "paling signifikan" mengenai Taiwan hingga saat ini.

 

“Tentu saja, perencanaan krisis akan menjadi bagian besar dari percakapan semacam itu tentang Taiwan,” katanya.

Menurut Financial Times, AS tidak mencari keterlibatan yang lebih besar dari Inggris karena Taiwan berada di bawah ancaman.

Pembicaraan itu adalah bagian dari upaya yang lebih luas oleh pemerintahan Biden untuk meningkatkan kerja sama dengan sekutu Eropa Amerika dalam masalah ini.

Sumber itu lalu membeberkan bahwa Washington sekarang berbagi intelijen di Taiwan yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai 'NOFORN' (yang berarti ‘no foreign nationals, atau tidak akan ditunjukkan kepada pejabat asing) dengan beberapa sekutunya.

 

Seorang pejabat senior Taiwan mengkonfirmasi bahwa Taipei telah mengetahui upaya Washington untuk melibatkan lebih banyak negara dalam perencanaan Taiwannya.

“Mereka telah melakukannya dengan Jepang dan Australia, dan sekarang mereka mencoba melakukannya dengan Inggris,” katanya.

Baik Gedung Putih dan Downing Street menolak berkomentar ketika didekati oleh Financial Times tentang pertemuan tersebut.

 

Taiwan telah memiliki pemerintahan sendiri sejak tahun 1949, tetapi tidak pernah secara resmi mendeklarasikan kemerdekaan dari China. Beijing memandang pulau berpenduduk 23,5 juta itu sebagai wilayah yang memisahkan diri, di bawah kebijakan Satu-China. (Firas)

Berita Terkait

News Update