Wow! 3 Jalur Irigasi Peninggalan Kesultanan Banten Ditemukan, BPCB dan Mahasiswa UI Gelar Ekskavasi

Jumat 08 Okt 2021, 15:12 WIB
Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten menemukan tiga titik jalur air peninggalan Kesultanan Banten. (foto luthfi)

Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten menemukan tiga titik jalur air peninggalan Kesultanan Banten. (foto luthfi)

SERANG, POSKOTA.CO.ID - Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten menemukan tiga titik jalur air peninggalan Kesultanan Banten yang diperkirakan sudah ada sejak tahun 1703 Masehi. 

Tiga titik yang menjadi temuan itu dari Danau Tasikardi ke Pangindelan Abang, Pangindelan Abang ke Pangindelan Putih dan dari Pangindelan Putih ke Pangindelan Emas. Semuanya berada di Kampung Sukadiri, Kelurahan Kasunyatan, Kecamatan Kasemen, Kota Serang. 

Tim dari BPCB bersama mahasiswa Arkeologi UI dan Jambi saat ini masih melakukan ekskavasi jalur pengairan itu sampai akhir Oktober 2021.

Staf Kelompok Kerja Pemugaran BPCB Banten Bayu Aryanto mengatakan, jalur Pengindelan ini difungsikan untuk proses penjernihan air yang berasal dari Danau Tasikardi menuju ke Keraton Surosowan untuk memasok kebutuhan air di wilayah Kesultanan. 

"Jarak antara satu kotak galian ke kotak lainnya 50 meter," katanya, Jumat (8/10/2021). 

Sampai saat ini, selama 7 hari proses ekskavasi sudah terlihat lapisan bata sekitar 11 sampai 12 lapisan di sekitar area persawahan. Kalau posisi batanya menggantung dan sudah tidak ada lagi nanti ditutup lagi galiannya. 

"Kami ingin tahu sistem yang digunakan zaman dulu itu seperti apa. Selama ini kan disebutnya ada pangindelan untuk mengendapkan air dari Tasikardi ke Surosowan, sampai di Surosowan air yang tadinya keruh jadi jernih. Nah, kami ingin tahu apa itu benar dan bagaimana sistemnya," jelasnya. 

Dalam proses penggaliannya, lanjut Bayu, alat yang digunakan selama proses ekskavasi yakni rimbas atau petel, kape, tambang ukuran 3 mili warnanya disesuaikan dengan lingkungan sekitar, meteran rol, palu, cangkul, garpu dan lainnya. 

"Selama penggalian ini di bawah permukaan tanah sedikit ditemukan temuan, ada kayu pasat, pecahan keramik ada beberapa," ungkapnya. 

Tonton juga video "Sebulan Buka Toko, Sudah Dibobol Kawanan Pencuri hingga Telan Kerugian hingga Rp8 Juta. (youtube/poskota tv)

Bayu menjelaskan jika ekskavasi itu dilakukan bukan untuk difungsikan kembali. Hal itu mengingat sumber air di danau Tasikardi lingkungannya sudah berubah. 

"Hasil dari kegiatan ekskavasi ini akan dibuat animasi tentang sistem saluran air zaman kesultanan, untuk kemudian dijadikan sebagai edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat seperti apa sebetulnya pangindelan ini," jelasnya. 

Berita Terkait

News Update