Sementara, adik korban, Rosadah (46) mengatakan, almarhum kakaknya sering mengeluhkan makanan di penjara hambar tidak enak disantap.
Mendengar keluhan Hadiyanto melalui telepon, sang adik bungsu Rosadah pun mengirimkan uang agar sang kakak bisa makan dengan enak.
"Paling suka cerita soal lauk. Kalau makan. Terus kirimin duit, karena lauknya nggak enak," ujarnya.
Rosadah mengatakan, saat mendengar kakak kesayangannya menjadi salah satu korban luka kebakaran di Lapas Kelas I Tangerang pada Rabu (8/9/2021) dini hari, dirinya langsung syok.
Siangnya, bersama istri dan anak korban, langsung mencari kebenaran kabar tersebut dengan mendatangi Rumah Sakit (RS) Polri, Keramat Jati, Jakarta Timur.
Namun di sana tak ada daftar nama Hadiyanto.
Pihak rumah sakit pun menyarankan agar keluarga mendatangi RSUD Tangerang.
Dengan penuh kepanikan, keluarga pun bergegas meluncur ke RSUD Tangerang.
Namun, sesampainya di sana Rosadah dan keluarga lainnya tak dapat menjenguk Hadiyanto dengan alasan masih dalam perawatan.
Tak lama pihak RSUD Tangerang memberitahu keluarga bila Hadiyanto belum sadarkan diri akibat 80 persen luka bakar.
Keluarga pun sempat putus asa dan hanya bisa berdoa berharap datang keajaiban sehingga nyawa Hadiyanto dapat diselamatkan.
"Ya semalam bilang 80 persen lukanya. Tinggal nunggu keajaiban aja. Jadi harapannya gimana ya. Ya banyak doa doang gitu," ujarnya sambil menahan tangis.