Tak heran jika impor pangan seperti beras sudah terjadwal jauh hari, setidaknya satu semester sebelumnya.
Ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi jika stok beras dalam negeri menipis akibat gagal panen.
Baca juga: Jokowi Tetap Enggan Keluarkan Perppu Omnibus Law Usai Bertemu Pengurus Muhammadiyah
Kita tahu, beras adalah pangan pokok semua warga. Dalam struktur pengeluaran rumah tangga, beras mencatat angka 24% dari total pengeluaran.
Tak heran jika sedikit harga beras naik, masyarakat menjerit.
Kita berharap panen raya melimpah sehingga cadangan beras dalam negeri mencukupi hingga akhir tahun ini. Bahkan, hingga masa paceklik yang diprediksi akhir tahun ini hingga awal tahun depan.
Jika tidak, kita perlu persiapan ekstra agar tidak bersandar kepada impor.
Sebab, hampir semua negara, termasuk pengekspor beras saat ini sedang berjibaku melawan Covid -19.
Baca juga: Usai Sowan Presiden Jokowi, Forum Rektor Siap Kaji UU Cita Kerja
Negara eksportir utama beras dunia seperti Vietnam dan Thailand lebih mementingkan kebutuhan dalam negeri. Boleh jadi karena era pandemi menutup keran ekspor. (*)