Ratusan Ribu Warga Spanyol Demo Menentang Lockdown

Senin 21 Sep 2020, 13:30 WIB
Ilustrasi lockdown. (ist/freepik.com)

Ilustrasi lockdown. (ist/freepik.com)

SPANYOL - Sekitar 850.000 penduduk di beberapa daerah berpenghasilan rendah dengan populasi imigran tinggi, di Madrid, Spanyol, memprotes perlakuan diskriminasi menjelang langkah-langkah penguncian (lockdown) baru untuk membendung peningkatan virus corona atau Covid-19, Senin (21/9/2020).

Protes damai juga diadakan di 12 dari 37 distrik yang terkena dampak pembatasan baru, Minggu (20/9/2020). Para pengunjuk rasa mengatakan mereka merasa ditinggalkan dan menyerukan penyediaan kesehatan yang lebih baik.

Di Vallecas, distrik selatan dengan salah satu tingkat infeksi tertinggi di ibu kota, penduduk mengatakan sistem kesehatan lumpuh dan mereka merasa terstigmatisasi dan takut pembatasan baru akan menghilangkan pendapatan mereka.

"Tidak masuk akal bahwa Anda dapat pergi dan melakukan sesuatu di daerah yang lebih kaya, tetapi Anda tidak dapat melakukan hal yang sama di Vallecas. Ada risiko penularan yang sama. Mereka diskriminatif," kata salah satu penduduk Begona Ramos (56).

Dalam sebuah video yang diposting di Twitter, Wali Kota Madrid José Luis Martínez-Almeida mengatakan pembatasan yang diumumkan tidak mendiskriminasi orang miskin. "Tidak ada penduduk kelas satu dan penduduk kelas dua. Kita harus bersama dalam hal ini (Covid)," jelasnya.

Penduduk hanya akan dapat meninggalkan zona mereka untuk pergi bekerja, sekolah atau mencari perawatan medis. Pertemuan sosial di dalam zona mereka akan dibatasi hingga pukul 18.00, taman umum akan ditutup dan bisnis komersial harus ditutup pada pukul 22:00.

Kepala kesehatan regional Madrid Enrique Ruiz Escudero mengatakan jika tindakan ini tidak mengurangi jumlah infeksi, penguncian seluruh kota dapat menyusul. “Jika perlu untuk menutup Madrid, kami akan melakukannya,” tuturnya.

Menurut Kementerian Kesehatan Spanyol, negara itu telah mengonfirmasi lebih dari 640.000 kasus virus corona sejak dimulainya pandemi Covid-19. Dengan hampir 120.000 penambahan hanya dalam dua minggu pertama pada September.

Spanyol juga telah melaporkan lebih dari 30.000 kematian. Dengan demikian menjadikan Spanyol memiliki jumlah kasus virus corona tertinggi di Eropa. (talitha/ys)

Berita Terkait

News Update